Kapal Tangkapan Ikan Diamankan, Kelompok Nelayan Sesali Sikap DKP Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), yang mengamankan dua kapal nelayan tangkap iklan asal Bitung di perairan Sula, disesalkan kelompok nelayan.

Pasalnya, langkah DKP tersebut tanpa sosialisasi terlebih dahulu.

Harahab Lek, Ketua Kelompok Nelayan KUB Maju Bersama asal Desa Malbufa Kecamatan Sanana Utara, merupakan pemilik rumpon yang alami langsung kebijakan DKP Sula tersebut.

Harahab mengaku, jika mereka yang datangkan kapal tangkapan itu dari Bitung. Dirinya tidak tahu-menahu, terkait ketentuan kapal dengan kapasitas 50 gross ton, dilarang beroperasi di perairan di bawah 12 mil.

“Jadi, menurut saya, ini kelalaian Dinas juga. Karena tidak sosialisasi dari awal. Bagaimana kita tau kalau tidak ada sosialisasi,” kata Harabab usai dipanggil pihak DKP Sula siang tadi, Kamis (26/01/23).

Dia menilai, tindakan DKP tersebut justru merugikan kelompok nelayannya.

“Karena kalau seperti begini, ikan kami di kapal rusak siapa yang bertanggung jawab,”keluhnya.

Harahab berujar, pilihan kelompok nelayannya meminta kapal di luar Sula, menangkap ikan di rumpon, lantaran tak ada kapal tangkap ikan yang memenuhi standar itu di Sula.

Karena itu Harahab berharap, Pemda Sula bikin pengadaan kapal tangkap yang layak dan sesuai standar ketentuan, agar para kelompok nelayan khususnya rumpon tidak lagi memanggil kapal di luar Sula.

“Pemda harus ambil Peran penuh. Bikin pengadaan kapal yang memenuhi standar ketentuan itu, supaya kita tidak panggil kapal dari luar,”imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sula, Sahlan Norau dikonfirmasi Moderatorsua.com menyampaikan, ada dua kapal tangkap ikan asal Bitung yang diamankan. Masing-masing berkapasitas 30 gross ton dan 50 gross ton.

Langkah DKP Sula tersebut, karena telah mendapat tugas pengawasan melalui SK penetapan tenaga pengawas bantu di DKP Sula. SK tersebut didapat beberapa minggu lalu.

“Memang ini kewenangan pengawasan itu di Provinsi. Tapi soal rentang kendali dan jarak, sehingga kami meminta ke Provinsi untuk penugasan pengawasan,”ucapnya.

Menurutnya, dua kapal yang diamankan tersebut sebagai langkah persuasif sosialisasi.

Lebih lanjut Sahlan menjelaskan, sesuai ketentuan, jalak nol (0) sampai 2 mil itu, masuk jalur satu penangkapan dengan kapal yang berkapasitas 5 sampai 10 gross ton.

“Kemudian, 2 sampai 4 mil, itu kapal yang berkapasitas 15 sampai 20 GT (gross ton). Dan 4 sampai 12 mil itu batas wilayah operasinya 30 GT. Tapi di atas 12 mil berarti itu di atas 30 GT. Itu kewenangannya ada di pusat. Yang kita temukan itu kapal yang berkapasitas 50 GT,” jabarnya.

Sahlan menyatakan, kapal yang sementara diamankan ini karena beroperasi pada jarak di bawah 12 mil. Pahadal kapal berkapasitas 50 gross ton.

“Karena itu yang teman-teman (DKP) temukan di lapangan, sehingga diambil dokumennya untuk verifikasi. Tapi kalau kapal 30 GT itu bisa di bawah 12 mil,”terangnya.

Sahlan mengaskan, kapal dengan kapasitas 50 gross ton yang beroperasi di bawah 12 mil tersebut, telah melanggar ketentuan. Karena itu diberi sanksi administrasi.

“Sesuai Peraturan pemerintah nomor 31 terkait dengan pengawasan, itu diberi sanksi administrasi berupa teguran dan peringatan pertama, kedua dan ketiga. Tapi kalau masih melanggar berarti dokumennya ditahan,”pungkasnya. (gun).

Harga Komoditi Cengkeh, Pala dan Kakao di Sula Variatif

MODERATORSUA.COM, SANANA – Selain kopra, harga komoditi seperti cengkeh, jambu mente, biji pala dan kakao di beberapa toko di Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul) bervariasi.

Amatan Moderatorsua.com, diawal tahun ini, beberapa toko di Sula membeli dengan harga berbeda.

Di Toko Nita di Desa Fogi, komoditi Kakao dibeli dengan harga Rp 25.000 per kilogram, cengkeh kering Rp 118.000 per kilogram, jambu mente Rp 11.000 kilogram, biji pala Rp 45.000 per kilogram dan fuli pala Rp 150.000 per kilogram.

Sedangkan di Toko Yublina Karame di Desa Fatce, Kakao dibeli dengan harga Rp 24.000 per kilogram, cengkeh Rp 119.000 per kilogram, gagang cengkeh Rp 11.000 per kilogram, biji pala Rp 60.000 per kilogram dan fuli pala Rp 200.000 per kilogram.

Berbeda dengan Toko Nita dan Toko Yublina Karame, di Toko Berkat di Desa Fagudu, membeli komoditi kakao Rp 20.000 per kilogram, cengkeh Rp 118.000 per kilogram, Jambu mente Rp 11.000 per kilogram, biji pala Rp 40.000 kilogram dan fuli pala Rp 150.0000 per kilogram.

Di Toko Keke di Desa Fagudu,
Kakao dibeli dengan harga Rp 22.000 per kilogram, cengkeh Rp 117.000 per kilogram, Jambu Mente Rp 10.000 per kilogram, Biji Pala Rp 50.000 per kilogram dan fuli pala Rp 180.0000 per kilogram.

Sedangkan untuk komoditi Kopra, Toko Nita dibeli dengan harga Rp 5000 per kilogram, Toko Keke Rp. 5.500 per kilogram, di Toko Murni Rp 4.300 per kilogram, Toko UD Berkat Rp 5000 per kilogram, Toko Hj Ira, Rp 3.900 per kilogram dan Pak Muhidin (pembeli) dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram. (mg).

Ini Harga Komoditi Kopra di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Harga komoditi kopra di beberapa toko di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) bervariasi.

Amatan Moderatorsua.com, diawal tahun ini beberapa toko di Sula membeli kopra dengan harga berbeda.

Di Toko Nita, kopra dibeli dengan harga Rp 5000 per kilogram, Toko Keke Rp. 5.500 per kilogram, di Toko Murni Rp 4.300 per kilogram, Toko UD Berkat Rp 5000 per kilogram, Toko Hj Ira, Rp 3.900 per kilogram dan Pak Muhidin (pembeli) dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

Harga kopra ini cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diakui Haldun Umasugi, petani kopra asal Desa Kawata Kecamatan Mangoli Utara Timur, Kepulauan Sula.

Disebutkan, di tahun 2022 harga korpa mencapai Rp 7000 sampai Rp 10.500 per kilogram. Namun kini turun mulai Rp 5000 per kilogram sampai Rp 3.900 per kilogram.

“Baru saja saya jual di salah satu toko di Sanana pengambilan Rp 4.300 ribu per kilogram, katanya lagi turun,” kata Haldun Rabu (24/1/23).

Haldun mengaku, dengan harga kopra saat ini, para petani cukup merugi karena harga kopra didapat akan dibagi dengan pemilik kebun kelapa.

“Jujur kami sangat merasa rugi. Apalagi bagi hasil dengan pemilik kebun kelapa, karena saya hanya bekerja di kebun kelapanya,”tuturnya.

Haldun hanya bisa berharap, semoga harga kopra bisa naik kembali sepanjang tahun 2023.

“Kami para petani sangat berharap semoga di tahun 2023, harga kopra bisa naik lagi seperti tahun sebelumnya,”ujarnya. (mg).

Anak Mantan Imam dan Pembersih Jalan Raih Prestasi Gemilang

“Dibalik Prestasi gemilang, Nuraini menyimpan sejuta kisah sulit. Hampir tidak bisa mendaftar sebagai perserta PPL dan KKLI lantaran tak punya uang”, Laporan Moderatorsua.com, Sanana.

RASA haru bercampur sedih menyelimuti Nuraini Fatmona (22 tahun) di acara Wisuda STAI Babussalam Kepualauan Sula Maluku Utara, Selasa (24/01/23).

Gadis asal Desa Pohea Kecamatan Sanana Utara itu, menyelesaikan kuliahnya di STAI Babussalam Sula tepat empat tahun.

Cita-citanya menjadi mahasiswa terbaik terjuwud. Dari 17 peraih predikat Cumlaude, salah satunya adalah Nuraini, dengan nilai IPK 90,03 pada wisuda angkatan ke- IX STAI Babussalam Sula.

Namun dibalik prestasi gemilangnya, anak pasangan Nasbia Umasangaji dan Imin Fatmona ini, banyak lalui kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Cita-cita Nuraini untuk membanggakan ke dua orangnya sudah tertanam sejak kecil. Latar ekonomi kedua orang tua Nurani serba pas-pasan. Ibunya hanya petugas pembersih jalan di kawasan Kantor Bupati di Desa Pohea. Sedangkan ayahnya hanyalah seorang petani, dengan pekerjaan sampingan sebagai Imam Mesjid Pohea.

Praktis, untuk mewujudnya amatlah sulit. Terlebih ketika sang ayah tercinta meninggal dunia pada tahun 2011. Kala itu Nuraini kecil masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Pohea.

Semenjak kepergian sang ayah, tulang punggung keluarga beralih ke sang ibu dan kakaknya, Irwandi Kailul yang juga bekerja sebagai petugas kebersihan.

Di rumah beton yang belum rapih di Desa Pohea, Nuraini hidup bersama Ibunya dan dua kakak beradik.

“Saya hidup bersama Ibu, satu orang kakak laki-laki (Irwandi Kailul) dan satu adik perempuan,”katanya kepada ModeratorSua disela-sela acara Wisuda.

Di tengah kesempitan ekonomi keluarga, Ibu Naraini tetap mengutamakan pendidikan anaknya.

Nuraini pun tamat SD dan lanjut ke jenjang SMP Negeri 2 Sanana Utara, kemudian masuk SMK dan lulus pada tahun 2018.

Setelah lulus SMK, Nuraini hendak lanjut ke perguruan tinggi. Keinginan Nuraini itu nyaris terkubur mengingat profesi Ibunya yang hanya sebagai pembersih lajan.

“Saya sadar ekonomi keluarga saya tidak akan sanggup mebiayayi saya. Tapi dengan berat hati saya bilang pada ibu dan kakak saya bahwa saya ingin kuliah walaupun tidak sampai ke luar kota,”tuturnya.

Keinginan Nuraini dituruti sang ibu dan kakaknya dengan syarat: kuliah baik-baik sampai selesai.

“Iya, boleh daftar kuliah, asal kuliah baik-baik, kasiang mama ini cuma karja sapu jalan, kita ini tidak banyak uang,”pesan Ibu pada Nuraini.

Kendati sudah kuliah, Nuraini harus membagi waktunya urusan kampus dan pekerjaan ibunya. Di Waktu senggang, Nuraini kerap membantu pekerjaan ibunya memberisihkan jalan di kawasan kantor Bupati di Pohea.

“Melihat kondisi ibu saya yang makin hari makin tua, saya memutuskan untuk sebisa mungkin, tiap harinya meluangkan waktu untuk membantu ibu saya membersihkan halaman tempat ibu bekerja,”kisahnya.

Hari-hari sulit tampaknya belum berakhir. Himpitan ekonomi kembali dialami dipenghujung masa kuliah. Nuraini tak bisa mendaftar sebagai peserta PPL tahun 2021 dan KKLI tahun 2022 lantaran keterbatasan biaya.

“Namun itulah hidup, apapun kondisinya kita harus tetap berusaha dan berdoa, alhamdulillah Tuhan memberikan kemudahan dan saya bisa melalui itu semua,”paparnya.

Selama kurang lebih empat tahun bergelut di dunia kampus, Nuraini akhirnya bisa wisuda dengan prestasi yang membanggakan.

“Kalau ada rejeki saya ingni melanjutkan kuliah lagi, tapi kalau belum ada, ya saya harus mencari kerja untuk sedikit meringankan tanggung jawab ibu,”imbuhnya.

Nuraini berpesan kepada para generasi muda untuk tetap memiliki prisip dalam hidup. Dengan begitu pasti bisa lalui semua rintangan.

“Apapun yang kita alami hari ini, tetaplah melangkah dan jangan pernah menyerah, tetaplah rendah hati, hormati orang tua, karena tidak ada proses yang menghianati hasilnya,”pungkasnya. (mg).

Karena Ini, Perwakilan Kopertais Capek Hadiri Wisuda STAI Babussalam Sula

ModeratorSua.com, Sanana – Perwakilan Kopertais Wilayah VIII, merasa capek hadiri wisuda di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, karena hal ini.

Hal itu disampaikan Sekretaris Kopertais Wilayah VIII Sulawesi, Maluku dan Papua, Dr. M. Nur Taufiq, ketika memberi sambutan saat menghadiri wisuda angkatan ke IX STAI Babussalam Sula Maluku Utara. Selasa, (24/01/2023).

Dalam sambutan singkatnya, M. Nur Taufiq manyampaikan. Paling sedikit, dia telah menghadiri wisuda di STAI Babussalam Sula sebanyak 3 kali.

“Saya tidak banyak-banyak, tapi sudah tiga kali datang mewakili Kopertais Wilayah VIII untuk wisuda mahasiswa STAI Babussalam Sula, dan sebenarnya saya sudah capek,” keluhnya.

Ungkapan capek dari sekretaris kopertais wilayah VIII itu, disampaikan untuk memotivasi petinggi STAI Babussalam Sula dan Pemerintah Daerah Kepulauan Sula, agar berkolaborasi untuk meningkatan status sekolah tinggi berubah menjadi Institut.

Menanggapi hal itu, Ketua STAI Babussalam Sula, Sahrul Takim ketika diwawancarai ModeratorSua.com, menyampaikan. Pihaknya terkendala syarat sumberdaya manusia.

“Untuk perubahan status STAI ke Institut, kita membutuhkan 4 doktor dan penambahan 3 program studi. Untuk program studi kita sedang usulkan,” tegas Sahrul.

Ketua STAI yang juga mantan Ketua Umum HMI Cabang Sanana itu, menjelaskan. Sebanyak dua sumberdaya manusia di STAI saat ini tengah mengikuti program doktoral.

“Kita belum punya doktor, yang ada ini pun doktor pinjam pakai dari kampus lain. Sementara sumberdaya kita yang Ikut program doktor ada dua orang,” tutupnya (Jali)

Kondisi Pasar Bambu Dikeluhkan

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sejak diresmikan pada tahun 2021 oleh Bupati Kabupaten Kepualan Sula (Kepsul) Fifian Adeningsi Mus, Pasar Bambu tampaknya belum bikin nyaman pedagang.

Para pegadang pindahan dari pasar induk di Desa Fogi itu, mayoritas berasal dari Desa Waiboga, Fokalik dan Malbufa. Mereka belum mendapatkan fasilitas yang layak untuk berjualan.

Amatan Moderatorsua.com, Pasar mungil yang berlokasi di Desa Mangon Kecamatan Sanana itu, hanya terdapat tiga blok bangunan.

Hampir rata-rata para penjual, menjajal barang dagangannya di emperan bangunan pasar, bahkan di bahun jalan.

Najra, salah seorang penjual ikan asal Desa Waiboga mengaku, sangat tidak nyaman berjualan. Sebab, ketika diguyur hujan lokasi basah kuyup dan ketika musim panas, mataharinya sangat terik.

“Kalau saat hujan saya dan teman-teman yang lain, tidak bisa berjualan,”keluh Najra saat ditemui di lokasi Pasar Bambu, Senin (23/01/23).

Najra berharap ada sentuhan tangan dari Pemda setempat, untuk menyiapkan fasilitas tambahan berupa tenda untuk berteduh.

“Kami berharap Pemda bikin tempat yang layak, agar kami bisa berjualan dengan nyaman. Tidak perlu yang mewah, cukup bangunan seadaanya walaupun di buat menggunakan terpal atau payung, asalkan bisa melindungi kami dari hujan dan terik matahari,”pintanya.

Tak hanya itu, para penjual ikan juga kelisutan membuang limbah ikan, sebab belum dibangun salurnya.

“kami semua kesulitan membuang sisa-sisa air ikan (limbah) karena tidak adanya saluran pembuangan. Apalagi saat hujan, itu hampir seluruh lokasi pasar bambu terendam air, padahal tiap hari kami membayar iuran sebsar 3000 rupiah, kepada petugas yang datang menagi,”tutur pedagang asal Desa Mangon Kecamatan Sanana lainnya. (mg).

Silang Pendapat Dinkes Sula dan Perusahan Soal Proyek Rumdis PKM Falabisahaya

MODERATORSUA.COM, SANANA – Masalah Proyek pembangunan Rumah Dinas (Rumdis) Puskesmas (PKM) Falabisahaya Kecamatan Mangoli Utara Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) hanya keterlambatan input dari Dinas Kesehatan Sula. Hal ini disampaikan, Kuasa Direktur CV Duta Sarana, Sukiman.

Dikatakan, setelah pihaknya masukkan progres pekerjaan, hanya saja pihak Dinas Kesehatan terlambat input ke aplikasi Omspan.

“Kita masukkan progres pekerjaan. Tapi memang terlambat input ke Omspan,”Sukiman Selasa (17/01/23).

Sukiman bilang, pihaknya juga ingin agar proyek tersebut tuntas dikerjakan, hanya terkendala anggaran.

“Kalau anggarannya ada tentu kita lanjut kerja. Tapi ini anggarannya sudah tidak bisa lagi ciarkan. Kalau bisa terinput di Omspan, maka kita bisa adendum waktu kerja,”jelasnya.

Bahkan, kata Sukiman, kendati realisasi anggaran baru 30 Persen, tapi progres pekerjaan di palangan 32,49 persen.

Lanjutnya, progres pekerjaan 32,49 persen tersebut belum terhitung dengan timbunan (CCO) di lokasi atau areal di atas bangunan.

“Jadi itu hanya masalah keterlambatan input progres pekerjaan ke Omspan saja,”ujarnya.

Baca: Proyek Ratusan Juta di Falabisahaya Jadi Temuan BPK

Selain itu, Sukiman juga menanggapi terkait kesalahan cepat papan informasi tertulis nomenklatur jenis kerjaan.

“Itu hanya salah cepak. Bukan Rehabilitasi, tapi bangun baru,”ungkapnya.

Berbeda dengan Sukiman, Kepala Dinas Kesehatan Sula, Suryati Abdullah menyampaikan, pihaknya terpaksa tidak menindaklanjuti pencairan 70 persen, lantaran presentase progres pekerjaan pertama hanya capai 16 persen.

“Presentase progres perkejaan pertama itu hanya 16 persen. Waktu juga sudah mepet, tidak memungkinkan pekerjaan terselesaikan 70 persen. Sehingga tidak bisa dicairkan,”jelasnya, Rabu (18/01/23).

Sementara terkait kelebihan volume pekerjaan, Suryati menegaskan akan jadi tanggunngan Dinas.

“Soal kelebihan pekerjaan proyek, kita Dinas akan tetap bertangggunng jawab,”ujarnya.

Sekedar diketahui, nilai proyek tersebut sebasar Rp 615.400.000,00, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021. (gun).

Gelar Jalan Sehat, Kemenag Sula Satukan Umat Beragama

ModeratorSua.com, Sanana – Kantor Kemenag Sula berhasil menyatukan umat, pada acara Jalan Sehat Kerukunan Serentak, dalam rangka Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia ke 77 tahun.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Sula, terpusat di Taman Wansosa Kota Sanana, Kepulauan Sula, Maluku Utara. Sabtu, 14/01 2023.

Acara tersebut berlangsung meriah diikuti Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOMPIMDA), serta siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Aliyah di Kabupaten Kepulauan Sula.

Juga para Imam Masjid, Pastor, dan Pendeta dari umat Kristiani di Kepulauan Sula

Wakil Bupati Sula, Saleh Marasabessy memimpin jalan sehat sejauh 1 km, kemudian dilanjutkan dengan pengundian doorprize.

Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah, dan Tsanawiyah di Kabupaten Kepulauan Sula, mengikuti jalan sehat. Sabtu (14/1/2023)

Pantauan ModeratorSua.com, terlihat doorprize yang disediakan panitia kegiatan, diantaranya: kulkas, mesin cuci, sepeda, televisi, dan ratusan hadiah tersedia pada kegiatan itu.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Sula mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

“kegiatan ini adalah kerukunan beragama, kegiatan yang mempersatukan kita. Biar berbeda suku dan agama, tapi kita dipersatukan oleh Bhinneka Tunggal Ika, kita bertanggungjawab atas  kemajuan Sula dan Indonesia,”ajak saleh Marasabessy saat berpidato.

Dia berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, menjadi inspirasi dan semangat bagi generasi penerus di Kabupaten Kepulauan Sula.

“saya kira ini adalah harapan pemerintah daerah, semoga dengan kegiatan ini, mejadi semangat baru dan semangat membangun negeri sula yang kita cintai,”harap Saleh mengakhiri sambutannya.

Penuli: Gajali Fataruba | Editor: Gun

Wahana Mewarnai, Mengasah Bakat Menggambar Anak di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sebagai penjual, Haris tidak hanya mencari laba dari jualannya. Namun tanpa disadari, Haris juga turut bantu tumbuhkebangkan bakat menggambar anak usia dini, di Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul).

Haris mulai kepakkan sayap usahannya dibidang menggambar, setelah sebelumnya hanya menjajal mainan balon anak-anak dan hewan, di oprit Jembatan Wai Belanda di desa Fagudu Kecamatan Sanana.

Ide Haris menyiapkan wahana menggambar anak itu, diserap dari tanah Jawa. Baru dua bulan terakhir, usahanya digeluti.

“Saya sempat lihat di Jawa ada model usaha ini. Dan saya coba bikin di sini (Sanana),”kata Haris yang ditemui Moderatorsua.com di lokasi kerjanya Jumat (13/01/23).

Pria asal Solo, Jawa Tengah itu tak menyangka, jika usaha barunya itu ada peminatnya.

“Tapi namanya juga usaha. Kita coba-coba dulu,”tuturnya.

Setiap malam, Haris membuka wahana menggambar itu di sudut kanan Taman Wan Sosa, Desa Fagudu.

“Tiap malam dibuka. Kecuali kalau hujan, memang tidak di buka,”ucapnya.

Ada dua model bahan untuk menggambar, dengan harga yang berbeda pula. Untuk gambar berbahan gabus, dijual dengan harga Rp 25 ribu per satu gambar. Sedangkan yang berbahan kertas Rp 35 ribu.

Dua jenis bahan menggambar itu, sudah terlukis aneka gambar karton. Anak-anak hanya mewarnai mengikuti gambar yang ada. Setelah diwarnai dan dibayar, gambar bisa dibawa pulang.

Haris bilang, banyaknya peminat sangat tergantung. Untuk malam-malam biasa, paling sedikit 10 sampai 20 anak-anak yang datang menggambar.

“Paling banyak itu kalau ada acara-acara besar. Misalnya tahun baru. Itu sampai 50 orang anak yang datang menggambar,”ungkapnya.

Kendati masih jomblo, Haris berharap anak-anak usia dini di Sula, bisa mengembangkan bakat menggambar melalui wahana yang disediakannya.

“Memang setiap penjual tetap cari untung. Tetapi, saya berharap dengan adanya media menggambar ini, bisa mengembangkan potensi dan bakat menggambar adik-adik kita dan anak-anak kita di Sula,”ujarnya.

Masni, salah seorang pelanggan mengaku bersyukur dengan adanya wahana tersebut. Sebab menurutnya, media mewarnai gambar yang sediakan Haris, tidak sekedar untuk menghibur anak, melainkan juga mengasa potensi menggambar anak.

“Tentunya ini sangat membantu kita sebagai ibu. Karena wahana ini selain sebagai media hiburan, juga media belajar dan mengasa bakat anak,”pungkasnya.

Penulis: Gunawan Tidore

Sumpah Profesi Kesehatan, Sanana Jadi Tuan Rumah

ModeratorSua.com, Sanana – Pengurus Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) Cabang Kepulauan Sula, jadi tuan rumah, pada kegiatan Sumpah Profesi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, yang dijadwal berlangsung pada 14 Januari 2023 mendatang.

Kegiatan ini bersamaan dengan pelantikan pengurus PPPKMI Cabang Kepulauan Sula.

Pelantikan dan sumpah profesi ini, akan diselenggarakan di Istana Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Dihadiri langsung oleh Pengurus Pusat PPPKMI bidang pengembangan dan penguatan organisasi, Dr. Tati Sumiati, dan Ketua Pengurus Daerah Provinsi Maluku Utara, Riskal Muslim, MPH.

Ketua PPPKMI Cabang Kepulauan Sula, Risman Geilea ketika ditemui ModeratorSua.com, usai menggelar rapat sore tadi, menyampaikan.

Pihaknya telah mempersiapkan banyak hal, mengingat ini kegiatan perdana, dan PPPKMI Cabang Sula jadi tuan rumah.

“Pelantikan ini dilanjutkan sumpah profesi, dan diikuti ratusan peserta dari kabupaten lain secara online. Alhamdulillah Sanana tuan rumah,”kata Risman pada ModeratorSua.com, Kamis (12/01/23).

Mengingat kegiatan ini akan berlangsung juga secara online, sebagai koordinator kegiatan, Risman ingin memberi pelayanan terbaik.

“Makanya saat ini, kami berupaya memastikan kualitas jaringan internet, agar pada sumpah profesi tidak terganggu,”tambahnya

Dia juga berharap, mitra kerja Promotor dan Pendidik Kesehatan masyarakat Indonesia (PPPKMI) Cabang Sula, dapat hadir pada kegiatan tersebut.

“Kiranya DPRD KOMISI III, DLH, DP2KB, Dinkes, serta pimpinan organisasi, dapat menghadiri kegiatan kami nanti,”harap Risman

Terpisah dari Risman, Ketua Umum PPPKMI Daerah Maluku Utara, Riskal Muslim saat dikonformasi, menyebutkan. sumpah porfesi akan diikuti ratusan peserta secara daring.

“ada sekitar 25 peserta sumpah profesi dari Sula, dan yang ikut online dari kabupaten di luar Maluku Utara yaitu Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Bisa ratusan orang,” beber Riskal mengakhiri.

Penulis: Gajali Fataruba | Editor: Gun