Wujudkan Pilkada Berkualitas, Bawaslu Awasi Kampanye di Pulau Mangoli

Sanana, Moderatorsua – Hindari curi start,  Bawaslu Kepulauan Sula turun lapangan awasi kampanye salah satu pasangan calon Gubernur Maluku Utara di Pulau Mangoli, Minggu (06/10/2024)

Gunakan transportasi laut, Ketua Bawaslu Sula, Ajuan Umasugi, dua anggotanya Zulfitrah Hasyim dan Safrin Titdoy serta sekretaris juga satu anggota Gakkumdu terjun ke dua titik kampanye pada Senin tadi malam.

Pengawasan kampanye yang dilakukan Bawaslu Kepulauan Sula terdiri dari Kecamatan Mangoli Tengah di Desa Mangoli dan Kecamatan Mangoli Timur  di Desa Waitina.

“Pengawasan tersebut bertujuan untuk memastikan pihak-pihak yang dilarang tidak ikut dan dilibatkan dalam pelaksaan kampanye, dan juga termasuk memastikan tidak ada hal-hal yang di dilarang untuk disampaikan pada saat kampanye,” kata Zulfitrah pada Moderatorsua, Senin (07/10/2025)

“Misalnya ujaran kebencian, penghinaan, penghasutan, fitnah, maupun politisasi berbau SARA tidak dilakukan pada saat kampanye,” sambung Zul

Bawaslu Sula juga mengimbau, para kompetitor Pilkada Gubernur maupun Bupati, serta tim kampanye supaya taat atas ketentuan kampanye yang telah ditetapkan.

“Diantaranya UU 10 tahun 2024 tentang Pemilihan Kepala Daerah, PKPU Nomor 13 Tahun 2024 tentang Kampanye Pemilihan Kepala Daerah dan Nomor 1363 tahun 2024 Tentang Pedoman Teknis  Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Gubernu dan Wkl Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Serta  Wali Kota dan Wakil Walikota,” pungkasnya.

Penulis: Gajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderatorsua

Ratusan Pendukung Sambut Kedatangan Benny Laos dan Hendrata Thes

Sanana Moderatorsua – Antusias warga Desa Waitina menyambut kedatangan Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos dan Calon Bupati Sula, Henderta Thes, pada kampanye yang berlangsung di Pulau Mangoli, Kabupaten Kepulauan Sula. 

Dalam orasi politiknya, Benny Laos lebih dulu menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan pendukungnya di Desa Waitina.

Ia lantas meminta masyarakat untuk serius memikirkan kemajuan Maluku Utara, karena itu Benny mengimbau warga Desa Waitina untuk tidak memilih karena dibayar.

“Pilkada adalah momentum paling penting untuk masa depan kita dan generasi anak-anak kita. Karena itu jangan kita main-main dalam menentukan pilihan,” kata Benny Laos, Minggu (06/10/2024)

“Bapak, Ibu yang menentukan masa depan Maluku Utara dengan menentukan pilihan yang paling tepat,” tambahnya.

Ratusan pendukung Benny Laos dan Hendrata Thes padati tenda kampanye di Desa Waitina.

Namun Benny meyakini, pemilih di Desa Waitina merupakan pemilih cerdas, ia juga meminta masyarakat untuk mempelajari rekam jejaknya dan 3 orang rival politik dalam pemilihan Gubernur Maluku Utara.

“Pemilih yang cerdas akan melahirkan pemimpin yang berkualitas. Dari 4 kandidat, saya yang paling junior dalam menjabat sebagai pejabat negara,  silahkan bapak, ibu pelajari rekam jejak kami,” ujar Benny Laos

Benny yang pernah menjadi Bupati Pulau Morotai ini, meminta masyarakat Waitina supaya menyampaikan kebutuhan utama di Pulau Mangoli, yang hingga kini belum teratasi oleh pemerintah Provinsi Maluku Utara.

“Saya dari desa ke datang desa untuk mengenal bapak ibu semua, supaya semua harapan ibu dan bapak disampaikan langsung kepada saya dan Pak Sarbin,” pungkasnya.

Penulis: Gajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderatorsua

Modus Foto Saat Coblos Terdeteksi, Ini Langkah Bawaslu Sula

Sanana, Moderatorsua.com – Bawaslu Sula mendeteksi adanya modus baru politik uang, serta dugaan intimidasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Kabupaten Kepulauan Sula.

Hal ini dijelaskan Kordiv HP2H Safrin Titdoy. Menurutnya, jika modus ini tidak dicegah, maka selain digunakan untuk money politik, juga merupakan tindakan intimidasi terhadap pemilih.

Ia menuturkan, modus tersebut ialah setiap pemilih nantinya diminta mengambil gambar saat lakukan pencoblosan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Karena itu, Bawaslu merencanakan meningkatkan pengawasan terhadap pengawas di tingkat kecamatan untuk bekerja profesional dalam mengawasi proses pencoblosan.

“Untuk mencegah hal itu, kami akan lakuan bimtek pada tingkatan bawah khususnya di pengawas TPS, kalau bisa ketika pemilih masuk tapi hp dititip, karena takutnya ada intimidasi dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Safrin pada modertorsua, Kamis (25/07/2024)

Ia menegaskan, terus mempelajari modus baru tersebut, serta berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi Maluku Utara, tentang regulasi yang akan diterapkan untuk mencegah dugaan kecurangan tersebut.

“Hal itu juga merupakan politik uang, ini menjadi issue kerawanan ditingkatkan bawah, itu pun kita koordinasikan ke Bawaslu terkait aturan yang akan diterapkan pada saat pengawas TPS nanti,” pungkasnya.

Penulis: Gajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator

Transparansi Informasi Publik, Bawaslu Sula Berkawan Dengan 20 Media

Sanana, Moderatorsua.com – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kepulauan Sula, Maluku Utara. Hari ini Kamis (25/07/2024) resmi berkawan dengan 20 jurnalis.

Kemitraan tersebut, disepakati selama tahapan Pilkada serentak 2024 berlangsung di Kabupaten Kepulauan Sula.

Selain membahas kerja-kerja pemberitaan, Bawaslu juga berkomitmen untuk melibatkan jurnalis dalam memantau proses pungut hitung pada November mendatang.

Karena itu dalam pertemuan tersebut, Kordiv Hukum, Pencagahan, Partisipasi Masyarakat & Humas (HP2H) Safrin Titdoy, menyampaikan tujuan utama bermitra dengan media adalah mengedukasi masyarakat Kepulauan Sula.

“Kami berharap teman-teman wartawan selalu profesional, meskipun adanya komitmen ini, kami tidak membatasi atau melarang kebebasan pemberitaan. Karena informasi dari pers kami yakin menambah wawasan masyarakat terutama pemilih tentang Pilkada,” ujar Safrin Titdoy, Kamis (25/07/2024)

Bawaslu merencanakan Coffe Morning bersama wartawan, kegiatan tersebut untuk mengevaluasi kerja pengawasan Bawaslu di semua tingkatan.

“Selama Coffe Morning berlangsung, kami memberi kesempatan wartawan mendiskusikan fakta-fakta lapangan selama peliputan, mulai dari tahapan Pilkada berlangsung,” pungkas Koordinator Sekretariat Bawaslu Sula, Husein Adam.

Penulis: Gajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator

Lantai Rumah Sakit Fam Ambruk, M. Saleh: Oh begitu ya

Sanana, Moderatorsua.com – Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, terkejut atas kerusakan lantai pada bangunan Rumah Sakit FAM yang baru saja di bangun di Kecamatan Mangoli Barat.

Ditemui awak media saat paripurna di kantor DPRD, Wakil Bupati Sula M. Saleh Marasabessy mengaku tidak tahu tentang kerusakan bangunan tersebut.

”Oh begitu ya, kalau saya sih, belum memantau kondisi itu secara baik, jadi belum bisa menjelaskan itu secara detail,” kata Saleh sore tadi, Kamis (11/07/2024)

Namun menurutnya, kerusakan pada fasilitas kesehatan baru itu, seharus menjadi perhatian dinas terkait, mengingat sudah masa akhir tahun anggaran.

”harus ditindaklanjuti secara cepat, Insya Allah mungki besok saya panggil kadis (kepala dinas kesehatan) atau saya konfirmasi, kalau informasi ini betul maka segara ditindaklanjuti,” tegasnya

“Apalagi ini akhir tahun anggaran, apalagi masuk tahapan Pilkada ini, Bupatinya juga ikut Pilkada, jadi harus sesegera mungkin,” sambungnya mengakhiri.

Penulis: Gajali Fataruba

Janji Mangoli Mekar Hanya Omong Kosong

Sanana, Moderatorsua.com – Ketua DPC Partai Gerindra Kepulauan Sula, M. Natsir Sangadji merasa geram ketika pemekaran Pulau Mangoli kerap diucapkan seolah-olah akan mekar besok.

Bukan tanpa alasan, M. Natsir menyampaikan hal tersebut, karena ia merasa janji pemekaran Mangoli selalu besar-besarkan saat momentum politik.

“Ini muatan politik, karena moratorium belum dicabut. Kalau menyiapkan dokumen dan verifikasi dokumen, itu wajar saja untuk kembali disampaikan ke departemen dalam negeri. Tapi memberi harapan seakan-akan besok atau lusa Mangoli mekar, itu omong kosong,” kata M. Natsir saat diwawancarai Moderatorsua, Sabtu (01/06/2024)

Menurutnya, pemerintah cukup mengedukasi masyarakat tentang moratorium, bukan terus menjanjikan pemekaran.

“Seharusnya mengedukasi masyarakat saja, tapi ini yang disampaikan harapan terus,” sesalnya.

Meski demikian, politisi Gerindra itu juga, mendukung untuk Mengoli dimekarkan menjadi kabupaten baru di Maluku Utara.

“Sebagai putra Mangoli, saya sangat mendukung apa yang sudah diperjuangkan dari sejak Pemerintahan sebelumnya hingga pemerintahan saat ini. Karena pemekaran itu kebutuhan, bukan keinginan,” pungkasnya.

Penulis: Gajali Fataruba

Tangan Dingin FAM-SAH Berhasil Tekan Angka Stunting

MODERATORSUA.COM, SANANA – Hanya tiga tahun lebih, kepemimpinan Fififan Adengingsi Mus dan M. Saleh Marasabessy (FAM-SAH) mampu menekan angka stunting turun urutan ke dua atau 18,8 persen setelah Pulau Morotai tingkat Provinsi Maluku Utara. 

Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Marini Nur Ali mengatakan, di tahun sebelumnya Kepulauan Sula berada di urutan kelima angka stunting.

Menurut Marini, upaya penurunan angka stunting ini tidak terlepas dari peran penting serta komitmen Bupati dan Wakil Bupati, Ketua TTPS serta aksi-aksi konvergensi dari semua OPD.

“Konvergensi yang dimaksud diantaranya, DPPKB, Dinkes, Pertanian, Ketahanan Pangan, PMD, Dinas Pendidikan, dan beberapa Dinas yang juga ikut berperan penting,” kata Marini, Kamis (25/04/24).

Marini yang juga Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) ini mengapresiasi ke semua pihak yang bergandengan tangan untuk menekan angka stunting di Sula.

Ia berharap, TPPS mampu mencapai target penurunan angka stunting di Sula sesuai dengan standar Nasional.

“Semoga di Tahun 2024 ini, kita TPPS Sula bisa capai target penurunan stunting,” harap Marini.

Berikut data penurunan angka stunting Maluku Utara berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Halbar naik 2,2 persen, Halteng turun 2,7 persen, Kepulauan Sula turun 9,7 persen, Halsel turun 1 persen, Halut turun 0,6 persen, Haltim turun 13,3 persen dan Morotai turun 19,5 persen, Taliabu naik 6,9 persen, Ternate naik 3,4 persen serta Tidore naik 2,2 persen.

Penulis: Gunawan Tidore
Editor: Gajali Fataruba

Gelar Bimbingan Manasik Haji, Ini Pesan Wabup Pada Jemaah

Sanana, Moderatorsua.com – Sebanyak 114 Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Kepulauan Sula mengikuti bimbingan manasik haji. Kegiatan yang difasilitasi oleh Bagian Kesejahteraan (Kesra) Setda Pemda Kepulauan Sula itu, berlangsung di Aula Madrasa Aliyah Negeri 1 Sanana, Sabtu (20/04/24).

Kegiatan dengan tema: Haji Ramah Lansia tersebut, dihadiri pihak Kemenag dan Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus yang diwakili M Saleh Marasabessy, sekaligus membuka acara seraca resmi.

Dalam sambutanya, Saleh menyampaikan beberapa pesan bagi JCH. Pertama ilmu pengetahuan, kesiapan fisik dan kesehatan serta obat-obatan.

“Ilmu pengetahuan menjadi penting. Baik itu ilmu yang didapat dari bimbingan petugas atau panitia maupun ilmu orang-orang tua-tua kita di kampung. persiapan fisik harus bagus, kesehatan paling utama. Dan, persiapan obat-obatan,” katanya.

Selain itu, wakil bupati juga mengingatkan pentingnya menjaga pertemanan sesama jemaah selama keberangkatan.

“Yang muda jaga yang tua dan yang tua juga jaga yang muda. Dan Terakhir dari saya, bertawakal kepada Allah,”ujarnya.

Akhir sambutan, orang nomor dua di Sula ini menyatakan, Pemda Sula akan memberi insentif kepada JCH saat keberangkatan.

“Sebagai Penutup kami sampaikan, Pemda Sula akan memberi sedikit insentif saat berangkat nanti,” tukasnya.

Sementara, Idham Umamit, Kabag Kesra Sula menambahkan, tahapan selanjutnya adalah kesiapan keberangkatan JCH.

“Kita akan rapat PPHD membahas kesiapan dan jadwal keberangkatan pemulangan kapal yang ditumpangi jemaah haji,” tuturnya.

Lebih lanjut kata Idham, jadwal keberangkatan JCH asal Sula akan bertolak dari pelabuhan Sanana menuju Ternate mulai tanggal 16 Mei 2024.

“Dan di tanggal 18 Mei itu sudah sampai di Makassar. Selanjutnya tanggal 20 Mei jemaah akan bertolak dari Makassar ke Jeddah,” paparnya.

Terkait jaminan ramah keberangkatan JCH bagi lansia, Idham menegaskan Panitia ekstra pengawasan.

“Prinsipnya Paniti haji akstra mangawasi para jemaah mulai dari berangkat sampai kembali,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, dari 114 JCH, sebanyak 76 orang yang berusia 50 tahun sampai 85 tahun.

Penulis: Gunawan Tidore
Editorr: Gajali Fataruba

Pemulihan Bahasa Daerah dan Tanggungjawab Keluarga Batih


Oleh Jurnalis ModeratorSua: Gunawan Tidore

Beberapa bulan lalu dunia pendidikan diramaikan dengan lomba Bertutur Bahasa Daerah di tingkat kabupaten maupun Provinsi di Maluku Utara. Perlombaan berupa baca puisi, cerita pendek dan pantun. Semuanya menggunakan bahasa daerah. Lomba ini diikuti para siswa tingkat Sekolah Dasar dan dan SMP.

Perlombaan ini merupakan fasilitas Pemerintah untuk menjembatani generasi mengenal kembali bahasa ibu mereka. Bahkan secara formal, bahasa daerah didorong masuk dalam kurikulum sekolah. Sebagai langkah ikhtiar, kita mengapresiasi hal ini. Namun langkah ini juga sekaligus menutupi kesalahan sejarah pendidikan kita.

Lewat pendidikan formal bahasa daerah pernah tersisih. Sebagian kita mungkin ingat. Dulu, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, bagi siswa yang menggunakan bahasa daerah saat bersekolah dijustifikasi sebagai anak yang akan mengalami “kebodohan”. Kalimatnya saya masih ingat persis: “Jangan terlalu berbahasa daerah, nanti kita bodoh.” Stigma seperti ini justru keluar dari mulut para pendidik dan beredar luas di areal sekolah bahkan di luar sekolah kala itu.

Padahal habitat penggunaan bahasa daerah para siswa datang dari keluarga batih. sebagai langkah awal siswa itu belajar. Ketika masuk di lingkungan sekolah, para penutur mulai cemas menggunakan bahasa daerah karena tekan pendidikan formal. Bahkan ketika kedapatan para siswa bertutur menggunakan bahasa daerah di lingkungan sekolah akan hukuman fisik. Ini juga bagian dari pelenyapan bahasa daerah itu sendiri.

Pelenyapan bahasa-bahasa lokal atau daerah sebagaimana ditunjukan Jared Diamond dalam : The Word Until Yesterday (Dunia Hingga Kemarin) Apa Yang Kita Dapat Pelajari Dari Masyarakat Tradisional.?. Diamond menunjukan beberapa faktor pelenyapan langsung bahasa lokal. Pertama, membunuh para penurut secara langsung yang dialami orang Suku Yahi di California Amerika atas pembantaian para Pemukim Eropa sekitar tahun 1853. Para Kolonis Britania melenyapkan bahasa asli Tasmania diawal tahun 1800-an dengan cara membunuh orang-orang Tasmania. Selain itu, Kebijakan Pemerintah Amerika yang melarang bahasa-bahasa lokal di sekolah-sekolah. Faktor lainya adalah meningkatnya mobilitas sosial serta pernikahan berbeda Suku.

Abdul Rachman Patji, Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menunjukan sekitar 169 bahasa etnis di indonesia, dan sekitar 10 persen masyarakat yang masih berbicara menggunakan bahasa daerah (sumber: http://www.beritasatu.com). Di Papua, pengaruh mobilitas penduduk yang berdampak pada semakin berkurang orang menggunakan bahasa lokal. Sekitar 20 orang yang masih menggunakan bahasa Uskup, atau Kosare, Taore-So dan Taoqwe yang hanya memiliki 50-an penutur, pada hal sekitar 200 bahasa lokal di Papua itu (Irwan Abdullah, 2010: 94-95).

Di Provinsi Maluku Utara, terdapat 30 bahasa daerah yang menurut Kepala Pusat Bahasa Provinsi Maluku Utara, A. Siruah, menemukan ada tujuh bahasa daerah yang penuturnya kurang dari seribu orang. Bahasa tersebut rata-rata bahasa yang berada di pedalaman Pulau Halmahera. Sementara dari hasil penelitian Pusat Bahasa Provinsi Maluku Utara, disampaikan oleh Sanggo bahwa terdapat 30 bahasa yang dikelompokkan dalam 17 kelompok bahasa daerah di Maluku Utara. Dari jumlah tersebut, satu bahasa sudah dinyatakan punah dan tujuh terancam punah. (Tempo, 12 Januari 2012). Lantas, apa pentingnya melestarikan bahasa daerah.?

Menurut penulis, ada tiga poin penting pelestarian bahasa-bahasa ibu. Pertama, mendorong kita menguasai lebih dari satu bahasa atau disebut Diamond sebagai bilingual atau multilingual sehingga tidak membatasi komunikasi dengan masyarakat lainya. Kedua, memperkaya pengetahuan lokal (Local Wisdom) dan berikut, dengan mengunakan bahasa lokal, indentitas kelompok masyarakat tidak mudah lenyap.

Sebagai penutup, pelestarian bahasa daerah, tidak cukup dengan mengadakan perlombaan yang sifatnya seremoni belaka, juga tidak berhenti pada penerapan kurikulum di sekolah yang justru membatasi percakapan di lingkungan keluarga batih. Lebih dari itu, harus membangkitkan kembali mental agar siswa tidak minder menggunakan bahasa daerah di luar lingkungan sekolah. Dan, penerapan kurikulum harus melibatkan keluarga batih sebagai pengajar non formal.

Hadiri HUT PGRI Ke-78, Bupati Sula Minta Guru Tingkatkan Disiplin di Sekolah

MODERATORSUA.COM, SANANA – Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, Fifian Adeningsi Mus, menghadiri Hari Guru Nasional serta Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) yang ke-78 tahun 2023 pada Jumat (01/12) kemarin.

Bupati Fifian dalam sambutanya mengatakan, kepala sekolah dan guru di Sula akan dibina untuk membentuk kedisiplinan serta manejemen sekolah. Menurut Fifian, hal itu dilakukan guna mencerdaskan kehidupan bangsa demi mewujudkan Sula Bahagia.

“Harapan saya, kepala sekolah dan guru-guru yang ada di sekolah masing-masing harus lebih menekankan kedisiplinan dan manajemen di sekolah untuk mencerdaskan anak-anak bangsa yang ada di kepulauan Sula,” pinta Fifian

Menurut Bupati, pihaknya telah mengantongi data terkait tenaga guru melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Sula. “Saya suda meminta tadi, lewat sekretaris pendidikan membereskan yang tadi suda di catat nama-nama yang bersangkutan,” katanya.

Selanjutnya, ia bakal mengevaluasi kinerja serta pembinaan terhadap guru dan kepala sekolah.

Bahkan, Bupati yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan itu, blak-blakan menyatakan akan mencopot kepala sekolah yang lalai.

“Akan kami panggil dan menanyakan secara tertutup, kenapa hal itu bisa terjadi di sekolah masing-masing, dan apabila suda fatal, ya harus di ganti secepat mungkin,” pungkasnya.

Penulis: Gunawan Tidore