Dibalik Perbedaan Data Pangkalan Minyak Tanah di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Perbedaan data jumlah pangkalan minyak tanah, antara Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (Koperindag dan UKM) dan pihak PT. Sanana Lestari masih menjadi tanda tanya bagi publik di Kabupaten Kepulauan Sula.

Bagaimana tidak, pihak PT. Sanana Lestari mengklaim ada 101 pangkalan, sedangkan dari Koperindag dan UKM bersikukuh hanya 98 pangkalan.

Sementara itu, dari jumlah pangkalan yang berbeda, namun kuota minyak per bulan tetap 460 ton.

Publik menduga ada ‘permainan gelap’ dibalik selisih tiga pangkalan tersebut.

Praktisi Hukum, Zulfitrah Hasim menduga ada yang tidak beres dari sistem distribusi minyak tanah.

“Jumlah pangkalan berbeda namun kuotanya sama yakni 460 ton. Artinya ada dugaan permainan di balik sistem distribusi minyak tanah,”kata Zulfitrah, Sabtu (04/02/23).

Masalah minyak tanah di Sula, menjadi tanggungjawab bersama. Karena itu harus diusut hingga ditemukan dalang di balik masalah ini.

Baca juga: Ada Peristiwa Hukum-Dibalik Kemelu Minyak Tanah di Sula

“Subsidi minyak tanah ini untuk masyarakat, karena itu sama-sama kita harus kawal hingga terbongkar apa dibalik tidak beres ini,”imbuhnya.

Dugaan tersebut diperkuat dengan beberapa temuan lapangan Kadis Koperindag dan UKM Sula, Jena Tidore melalui tim satgas.

Jena mengungkapkan, ada tiga pangkalan baru dari pihak PT. Sanana Lestari yang dibangun diam-diam, alias tanpa sepengetahuan Koperindag.

“Ada tiga pangkalan yang dibangun baru tanpa sepengetahuan kami (Koperindag). Dan ketika saya diminta tanda tangan (tambahan pangkalan) untuk dikirim ke Pertamina, saya tidak mau,”ungkapnya belum lama ini.

Jena bilang, data 98 pangkalan minyak tanah, sudah sesuai dengan ketetapan BPH Migas 460 ton minyak yang disuplai habis ke pangkalan.

“Kouta 460 ton minyak per bulan itu terbagi habis ke 98 pangkalan. Itu data kami, dan itu akurat,”ucapnya.

Bahkan, kata Jena, banyak ditemukan di lapangan dimana kuota minyak melebihi jumlah KK (Kepala Keluarga).

“Banyak ditemukan. Misalnya, kuota 5 ton minyak yang tersalur di pangkalan, tapi yang terjual ke konsumen akhir atau KK hanya 3 ton,”tuturnya.

Jena blak-blakan, ada dugaan main curang atas kelebihan minyak tanah di tingkat pangkalan.

“Kelebihan ini yang biasa dijual di atas harga. Ini banyak kedapatan. Ini kita mau evaluasi,”bebernya.

Hanya saja Jena belum tahu pasti, kelebihan minyak akan dijual ke mana.

Jena juga membantah, Pangkalan Hikmah di Desa Pastina Kecamatan Sanana yang dikalim PT. Sanana Lestari, masuk dalam 101 pangkalan.

Menurutnya, pangkalan tersebut masuk dalam data 98 pangkalan.

“Di Pastina itu masuk dalam data 98 pangkalan yang kami kantongi,”cecarnya.

Masalah serupa juga ditemukan di pangkalan Fitriansyah di Desa Falahu Kecamatan Sanana. Pangkalan milik mantan Manajer PT. Sanana Lestari, Yusuf Buamona itu menaungi tiga pangkalan lainnya yang tidak terdaftar di Koperindag.

“Tiga pangkalan itu tidak terdaftar. Memang awal terdaftar, kemudian mereka hapus. Contoh, dia beli pangkalan di Mangoli. Karena kapasitas dibeli, maka pangkalan itu melekat di pangkalan Fitriansyah. Satu pangkalan ini, kouta minyaknya 15 ton,”pungkasnya.

Masalah lainnya ditemukan di Pangkalan Nurmaida di Desa Mangega Kecamatan Sanana Utara. Pangkalan tersebut terpaksa dipindahkan ke Baleha, Kecamatan Sulabesi Timur. Lantaran data konsumen yang diambil sebagai syarat izin pendirian, menggunakan KK warga Desa Baleha.

“Karena datanya dari KK warga Baleha, sehingga harus dipindahkan ke sana (Baleha),”jabarnya.

Sementara itu, Sofyan Anwar, Manager PT Sanana Lestari dikonfirmasi Moderatorsua.com mempertanyakan SOP (Prosedur Operasi Standar) pembukaan pangkalan minyak tanah.

“SOP Pembukaan pangkalan seperti apa sebenarnya, coba konfirmasi ke dinas,”ujarnya.

Sofyan menegaskan, jika Dinas Koperindag tidak mengakui tiga pangkalan tersebut, bulan depan akan ditutup.

“Kalau dinas tidak mengakui pangkalan tersebut, bulan depan saya tutup. tidak ada masalah,”pungkasnya. (gun).