Disebut Hanya ‘Cuci Tangan’, Kadis Pendidikan Sula Tertawa

MODERATORSUA.COM, SANANA – Tak dilibatkan pada puncak Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tangkat Nasional, Koordinator Gerakan Pendidikan Sula (GPS) cecar Kepala Dinas Pendidikan Sula, Maulana Usia.

Melalui press release yang diterima redaksi ModeratorSua.com, Rabu, 15/2/23). Koordinator GPS keluhkan sikap Kadis Pendidikan yang tak libatkan meraka, padahal menurutnya, GPS punya andil besar sejak awal.

“Sayangnya prestasi mentereng yang ditoreh kadis lama (Rifai Haitami) dan teman-teman komunitas GPS, seakan di cederai oleh sikap pak kadis yang saat ini,” sesal Koordinator GPS Alfarabi Umaternate.

Padahal kata Alfarabai, sejak edaran dari Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara untuk lanjutan peserta dari Sula menuju FTBI tingkat nasional, dia telah berkoordinasi tapi tak direspon Kepala Dinas Pendidikan Sula.

“Teman-teman GPS tidak menuntut untuk berangkat, tapi paling tidak dari persiapan adik-adik latihan kita dihubungi, sampai upacara pelepasan keberangkatan, kita juga tidak di undang. Kami tidak tahu maksud dari pak kadis itu apa,” ujarnya.

Baca juga: Peduli bahasa Ibu, Bupati Sula Diberi Penghargaan Mendikbudristek

Dia menyebut, Kadiknas Sula Maulana Usia, hanya cuci tangan atas jerih payah GPS dan kepala dinas sebelumnya.

“Kalau kita mau bicara kasar, pak kadis yang sekarang enak bawa produk yang sudah jadi, siap pakai. Tapi beliau tidak tahuu bagaimana kita dengan kadis lama, susah payah, membina peserta” tulis koordinator GPS

Terpisah dari Alfarabi. Kepala Dinas Pendidikan, Maulana Usia hanya tertawa saat dikonfirmasi ModeratorSua.com melalui pesan whatsapp di nomor 08124108++++ (jali)

Ini Tanggapan Diknas Sula, Soal Guru Honor Rangkap Aparat Desa

MODERATORSUA.COM, SANANA – Tidak sedikit guru honorer di Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul), yang merangkap tugas sebagai arapat desa. Praktis, proses belajar mengajar kurang efektif.

Menanggapi hal tersebut ,Pejabat (Pj) Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sula, Maulana Usia menyampaikan. Akan berkoordinasi dengan pihak Inspektorat dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat (PMD) Sula, kerkait upah yang diterima seorang guru honorer dari dua lembaga.

“Kita akan koordinasi dengan Inspektorat dan PM baru kita putuskan. Kalau tidak bisa, maka kita akan panggil guru yang bersangkutan untuk memilih salah satu dari dua profersi. Jadi guru atau aparat desa,”kata Maulana Usia pada ModeratorSua. Jum’at, (13/01/23)

Maulana bilang, aparat desa juga banyak tugas yang harus dikerjakan, begitu juga sebagai guru honor.

“Jadi nanti kita lihat aturannya bisa atau tidak. Sebab, kalau pembayaran gaji aparat desa yang bersangkutan dapat, gaji guru honor juga dapat. Kalau bukan di Dinas berarti melalui Dana BOS,”tuturnya.

Baca juga: Antisipasi Diknas Sula Hadapi Lonjakan Pelamar Honda 2023

Dia menyebut. Ada beberapa sekolah di Sula, ditemukan ada aparat desa berprofesi sebagai guru honorer.

“Ada beberapa sekolah ada bagitu. Ada BPD-nya, ada aparat desanya yang juga bertugas sebagai guru honorer. Karena itu, sekali lagi nanti koordinasikan dengan Inspektorat dan PMD,”pungkas Maulana.

Penulis: Gunawan Tidore