Dua Kali LL Tak hadiri Panggilan, Kejari Sula Beri Sinyal Jemput Paksa

Sanana, Moderatorsua – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepulauan Sula, makin optimis membongkar kejahatan pada kasus korupsi Belanja Tak Terduga (BTT) tahun 2021, dikonfirmasi 3 orang anggota DPRD Sula telah diundang Kejari pekan kemarin.

Jaksa menyebut, dari tiga orang yang dipanggil, baru Ketua DPRD yang hadir dan dimintai keterangan, sementara dua lainnya beralasan tugas keluar daerah.

“Panggilan kedua sudah kami layangkan sebenarnya hari jumat (23 Agustus) itu, kami sudah membuat surat panggilan untuk pak saksi LL, ada juga sebagian anggota DPR, intinya sudah kami panggil tapi belum hadir,” kata Kasie Intelijen Kejari Sula, Dicky Dwi Putra, Rabu (28/08/2024)

Dicky menilai, dua orang saksi anggota DPRD Sula tidak kooperatif termasuk LL. Hal itu diungkapkan Dicky, lantaran sudah dua kali lakukan pemanggilan namun saksi tak kunjung datang.

“Saya akan buat panggilan ketiga, kalau tidak diindahkan, kami berkoordinasi kembali dan datangi kantor DPRD dulu baru kalo tidak hadir, baru kami upayakan panggilan paksa,” tegasnya.

Ia bilang, Kejari tidak diam atas kejahatan korupsi, pihaknya terus berupaya mengungkap pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Kami terus melakukan upaya-upaya panggilan saksi untuk menemukan alat bukti yang terang benderang, nanti kami perdalam lagi ini tetap kami panggil ulang, dan nanti ada tim percepatan dari Kejati masuk, yang jelas kami bekerja sesuai SOP yang ada di Kejari,” pungkasnya

Untuk diketahui pada Rabu 28/08 terdakwa Muhammad Bimbi dituntut pasal berlapis dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara, dikuti denda Rp. 200 juta subsider 4 bulan.

Pada hari yang sama, awak media dikejutkan dengan kehadiran LL pada pendaftaran calon Bupati Sula di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kepulauan Sula. LL hadir sebagai ketua partai mendampingi Fifian Adeningsi Mus dan M Saleh Marasabessy.

Penulis: Algajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator

Jelang Pendaftaran, Bawaslu Sula Imbau Tidak Ada Mobilisasi Massa

Sanana, Moderatorsua – Wujudkan Pilkada damai, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kepulauan Sula, mengimbau beberapa hal penting menjelang pendaftaran bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula.

Ketua Bawaslu Sula, Ajuan Umasugi berharap, Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, tidak memobilisasi pendukung dalam jumlah yang besar, saat mendaftarkan di Kantor KPU Kabupaten Kepulauan Sula nantinya. 

“Karena ini baru masuk tahapan pendaftaran Bakal Pasangan Calon, mungkin akan lebih baik para kandidat atau partai politik atau gabungan partai politik pengusung dan partai pendukung agar tidak mengarahkan massa dalam jumlah yang besar,” kata Ajuan Umasugi dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/08/2024)

Imbauan Ketua Bawaslu itu, bertujuan mencegah terganggunya petugas KPU saat proses pendaftaran bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati sedang berlangsung.

“Pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Kepulauan Sula harus kita jaga secara bersama agar berjalan aman dan damai,” pinta Ajuan

Meski belum diketahui jumlah pasangan calon yang akan mendaftar nanti. Namun, Ia berharap antara pendukung tidak saling memprovokasi pada waktu pendaftaran.

“Hal yang dikuatirkan, ketika bakal pasangan calon memilih hari yang sama untuk mendatar ke KPU, jika hal tersebut terjadi, sangat besar kemungkinan bertemunya antar massa pendukung, entah itu di satu titik Kantor KPU, atau di ruas jalan, apalagi jalan menuju kantor KPU tidak ada jalur alternatif untuk merekayasa arus lalu lintas, baik saat pergi mendaftar maupun kembali,” ujarnya.

Ia juga memperingati Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Kepala Desa di Kepulauan Sula, supaya tidak terlibat langsung dalam politik praktis.

“Selain itu kami juga mengimbau kepada ASN, Pejabat ASN, Kepala Desa, Prangkat Desa dan BPD, agar tidak terlibat dalam penjemputan kandidat Bakal Pasangan Calon, atau ikut serta dalam rombongan yang hendak akan mendaftarkan diri di Kantor KPU nantinya,” pungkasnya.

Penulis: Algajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator

Puluhan Tahun Centong BBM di SPBU, Nelayan Bilang Rugi, Pemilik SPBU: Tidak  Mungkin

Sanana, Moderatorsua.com – Stasion Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak Sanana Utara, dituding nelayan sudah puluhan tahun melayani pengisian BBM tidak menggunakan dispenser.

Terletak di Desa Pohea Kecamatan Sanana Utara, praktek centongan BBM di SPBU dengan nomor 8697712 itu, telah merugikan banyak nelayan. Hal itu diungkapkan sejumlah nelayan saat ditemui wartawan pada, Senin (05/08/2024)

Selain keluhkan pengisian BBM secara manual, para nelayan juga mengaku kesulitan membeli BBM jenis Perlite. Padahal menurut mereka kuota BBM subsidi tersebut dikhususkan untuk nelayan dan peluku Usaha Kecil Menengah (UKM).

“Sejak pertama berdiri kurang lebih 10 tahun tidak pernah pake nosel, terus ukuran tidak bagus, kalau kita beli 25 liter paling tinggi 23 liter, karena jerigen 25 liter ini tidak full,” beber Herman mencontohi dengan jerigen kosong berkapasitas 25 liter.

Meski sudah melakukan protes atas peraktek centongan bbm tersebut. Kata Herman, pihak SPBU tidak menerima dan menyalahkan nelayan.

“Kalau kita protes di sana (SPBU), itu yang nama Marwa (Pegawai SPBU) yang selalu marah,” tambah Rustam Salim.

Atas kejadian tersebut, nelayan berharap praktek centongan BBM di SPBU tersebut segera ditertibkan dan diganti dengan dispenser.

“Kalau bisa dapat Pertile lebih lancar dan pengisian secepatnya pakai nosel,” pinta nelayan Desa Bajo.

Sementara itu pemilik SPBU Bernadth Ham saat dikonfimasi melalui telepon menyebut, alat pengukuran manual BBM di SPBU sudah diuji di metrologi.

“Inikan proses renovasi sementara jalan, dan alat ukur kita kirim ke meterologi untuk ditera, kan ada beberapa tempat juga yang kalau SPBU rusak, mereka ukur manual,” kata pemilik SPBU membantah tudingan nelayan.

Ia juga mengklaim, pengukuran BBM secara manual tidak menurugikan konsumen selama pelayanan berlangsung di SPBU.

“Tidak mungkin sampai begitu (rugi,red) di jerigen itukan ada tandanya, jadi tidak mungkin,” pungkasnya.

Diketahui saat ini SPBU Sanana Utara, sedang dilakukan pekerjaan bangunan baru, amatan Moderator, terlihat telah terpasang dua dispenser bekas dan tambahan dispenser baru serta kanopi.

Penulis: Algajali Fataruba
Edtor: Redaksi Moderator

Tepati Janji, Bupati Sula Resmi Pancang Tiang Alif Masjid Tri Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Satu persatu janji Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus ditunaikan. Kali ini giliran Masjid Tri Sula.

Pagi tadi, Jumat (12/01/24) telah resmi tiang Alif Masjid yang berlokasi di Istana Daerah itu dipancang. Pemancangan tiang Alif dilepaskan langsung Bupati Sula.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Sula, Idham Umamit menyampaikan, janji Bupati untuk memudahkan para tamu daerah dan para musafir yang hendak beribadah, telah ditunaikan.

“Hari agenda pemancangan tiang Alif Masjid Tri Sula yang dipimpin langsung oleh ibu Bupati. Niat Ibu Bupati membangun Masjid ini untuk memudahkan para tamu daerah dan para musafir yang hendak sholat,” katanya usai kegiatan.

Idham memperkirakan Masjid tersebut resmi difungsikan pada Februari mendatang.

“Saat ini masih dalam proses finishing. Kalau pun bulan ini belum selesai, tapi bulan depan dipastikan sudah difungsikan. Semoga niat baik ibu Bupati bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

Penulis: Gunawan Tidore

Empat Politisi Dapat Panggung Gratis, Plus Didoakan Bupati Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Bakal Calon Legislatif (Caleg), mendapat panggung gratis pada acara penutupan Festival Tanjung Waka (FTW) pada, Senin malam (06/11/23).

Ke-empat politikus tersebut diantaranya: 1. Lasidi Leko, (Ketua Partai PBB Sula), 2. Ramli Tidore, (Ketua PKS Sula), 3. Ahkam Gajali (Ketua Partai Golkar Sula), 4. Jauhar Buamona (Caleg PPP)

Agenda ini berlangsung satu jam lebih, usai Wakil Bupati Sula, Saleh Marasabessy menutup acara FTW tahun 2023 secara resmi.

Amatan Moderatorsua, sambutan Bupati pada acara penutupan FTW tahun 2023 dibacakan Wakil Bupati. Kurang lebih satu jam setelahnya, barulah Bupati bersama rombongan DPRD dan beberapa SKPD hadir lokasi acara.

Karena itu, acara masih terus berlangsung dengan membacakan beberapa pemenang oleh ke-empat DPRD Sula aktif itu, disusul Sekretaris Daerah (Sekda), Muhlis Soamole dan Bupati Sula, Fifian Adeningsi Mus.

Empat orang Bacaleg itu dapat jatah membaca dan memberi penghargaan terhadap pemenang juara satu, dua dan tiga untuk kategori Stan terbaik, konstruksi terbaik, Stan ramah lingkungan terbaik, pelayanan terbaik, anyaman nyiur terbaik dan juara umum.

Usai pembacaan pemenangan, Bupati Sula menyampaikan agar semua pihak tetap menjaga stan dan lokasi secara baik untuk keberlanjutan gelaran festival ke depan. Menurutnya, hal itu tidak ada kaitan dengan momentum Pilpres dan Pileg 2024.

“Tidak ada kaitan dengan Pilpres dan Pileg. Itu pilihan masing-masing. Kita tetap fokus pada kerja-kerja Pemerintah Daerah untuk Sula bahagia,” katanya.

Diakhir sambutannya, Bupati sempat mendoakan empat Caleg tersebut dapat kembali terpilih.

“Mudah-mudahan mereka (keempat Caleg) ini bisa terpilih kembali,”pungkasnya.

Sekedar diketahui, keempat Bacaleg tersebut tiga diantaranya bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil II) yaitu Ramli Tidore, Lasidi Leko dan Jauhar Buamona. Sedangkan Ahkam Gajali kembali bertarung di Dapil III.

Penulis: Gunawan Tidore

Bupati dan Peserta Sula Basanohi Hadiri HUT RI di Istana Negara

MODERATORSUA.COM, SANANA – Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus dan Peserta Sula Basanohi mengikuti Upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 di Istana Negara Republik Indonesia. Kamis (17/08/23) Pagi.

Kehadiran Bupati perempuan pertama di provinsi maluku utara itu bersamaan dengan penampilan tiga tarian daerah kabupaten kepulauan sula yakni LAKA BAKA, RONGGENG GALA dan GAMBUS Sula sebagai penjemputan tamu undangan HUT RI di pintu masuk Istana Negara Republik Indonesia.

“Alhamdulillah peserta Sula Basanohi asal kepulauan sula provinsi maluku utara itu di undang untuk menjemput sekaligus menerima tamu undangan upacara HUT RI di Istana Negara,” Ungkap Kabid Budaya Marlan Umagapi.

Lebih lanjut, Arlan mengatakan bahwa peserta Sula Basanohi tampil sebelum upacara dan sesudah upacara, jadi sebelum upacara kita terima tamu undangan sedangkan selesai upacara kita tampil sebagai pengantar atau ucapan selamat jalan kepada seluruh tamu undangan.

Dia juga mengatakan bahwa tarian kebanggaan masyarakat kepulauan sula itu menjadi perhatian khusus buat semua tamu undangan di istana negara karena mereka disambut lansung dengan tarian LAKA BAKA, RONGGENG GALA Serta GAMBUS Sula.

Perlu diketahui bahwa, Bupati Ningsi bersama Ayah kandungnya, dan Wakil Ketua DPRD Sula Ahkam Gajali, Kamarudin Mahdi dan didampingi lansung oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Sula Muhlis Soamole, Kepala Bappeda Kepsul Shadjuan Fatgehipon, Kadis Kesehatan Suryati Abdullah, Kadis PPKB Kepsul Marini Nur Ali, Kadis P3A Kepsul Sehat Umagapi, Plt. Kadis Pendidikan Kepsul Maulana Usia, Kabag Pemerintahan Setda Kepsul Suwandi H. Gani, Kabag Atbang Setda Kepulauan Sula.

Penulis: Gunawan Tidore

Resmi Jadi Tersangka, Ayah Bejat di Ternate Dijerat Pasal Berlapis

MODERATORSUA.COM, TERNATE – Pelaku kasus persetubuhan dan pencabulan dua anak kandung di Kota Ternate, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Satreskrim Polres Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Penetapan status tersangka terhadap AF alias Abidin, dilakukan satu hari setelah Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ternate, berhasil menangkap pelaku.

“Sudah kami tetapkan tersangka, selang satu hari setelah kami tangkap, karena posisinya langsung ditahan,” Kata Kasat Reskrim IPTU Bondan Manikotomo saat ditemui wartawan, Senin (14/08/2023)

Berita Terkait: Ayah Bejat di Ternate Diduga Setubuhi Anak Kandungnya Lalu Menghilang

Bondan menjelaskan, berkas tahap I ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate, saat ini tengah dirampungkan penyidik dengan pertimbangan psikologis anak.

“Kita lengkapi dulu penyidikan, karena namanya kasus anak inikan butuh pendampingan dari dinas atau orang tua, tidak seperi kasus orang dewasa” tegasnya.

Atas perbuatannya kata Bondan, AF dijerat Pasal pencabulan dan atau persetubuhan terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 82 ayat 1 jo pasal 76 E Jo pasal 82 ayat 2 dan atau pasal 81 ayat 2 jo pasal 81 ayat 3 undang-undang nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

“Ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun maksimal 15 tahun penjara, tersangka bisa dikenakan pemberatan hukuman berupa ditambah 1/3 dari ancaman pidana, karena tersangka adalah ayah kandung korban,” ungkapnya.

Penulis: Gajali Fataruba

Rumah Dinas DPRD Tak Dihuni, Akademisi: Dijual 50 Juta Saja

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sejumlah Rumah Dinas tak di tempati Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Sula, Akademisi STAI Babussalam Sula sarankan untuk dijual.

Ungkapan itu disampaikan Wakil Ketua I STAI Babussalam, Mohtar Umasugi di group WhatsApp Informasi Sula.

Dalam pesan singkatnya, Mohtar menyayangkan kondisi rumah dinas yang semakin berantakan, lantaran tidak ditempati puluhan anggota DPRD.

“Saya tadi ke kampus, kemudian singgah jemput teman di komplek perumahan DPRD, sekedar melihat dan memperhatikan dari luar, kondisi rumah tidak terurus dan sangat memprihatinkan,” tulis Mohtar di WhatsApp group. Sabtu (12/08/2023)

Karena itu, Akademisi yang juga koordinator KAHMI Sula ini menyarankan, beberapa rumah dinas tersebut sebaiknya dijual.

“Kalau rumah itu tidak layak pakai, saya usul lebih baik dilelang atau di jual 50 juta saja,” pintanya

Menurut Mohtar, ada 22 rumah dinas anggota DPRD di Kampung Baru Sanana Utara. Namun kata dia, hanya 8 rumah yang berpenghuni.

“Ada 8 rumah yang ditempati, sisa 14 rumah yang tidak ditempati, jadi jual sudah. Kalau tidak mau jual, kasih kontrak,” tegasnya.

Ketua komisi II Ramli Sade saat dihubungi, membenarkan rumah dinas tersebut sudah tidak layak di tempat.

“Soal rumah dinas hubungi sekwan, karena rumah tersebut tidak layak untuk dihuni,” bebernya

Penulis: Gajali Fataruba

Catatan Dibalik Gempa, di Gane Barat

Sedih mencekam pada raut wajah penduduk Gane kala itu. Tangis pun pecah membelah hening, disaat penduduk menatap puing-puing rumahnya yang hancur. Gempa (bencana alam) diduga hanya menyisakan proyek meraup untung oleh segelintir orang.

Oleh: Sarfan Tidore

Penduduk desa di Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara mengungsi di pesisir pantai, bukit, jalan-jalan dengan peralatan, pakaian dan makanan seadanya. Suasana tampak ramai, tapi juga sedih dan luka dalam diam pada raut wajah mereka.

Tulisan cakar ayam ini hanyalah catatan perjalanan sewaktu saya melakukan kegiatan survey pada Agustus 2022 di sebuah desa, yakni Desa Lemo-Lemo, Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan.

Pada suatu siang panas sang surya tak mengenal belas kasih, di pesisir pantai Desa Lemo-Lemo hari itu menyisakan puing-puing rumah yang hancur-berantakan. Adalah suatu kondisi yang menggambarkan kondisi masyarakat sedang berjuang memperbaiki kehidupan setelah bencana alam.

Tasin (inisial red), seorang penduduk Desa Lemo-Lemo mengenang kisahnya dan mengatakan: hari itu, tepat 14 Juli 2019 Penduduk Gane diguncang gempa bumi berkekuatan hingga 7,2 magnitude. Skala getarannya hampir dirasakan semua penduduk di Maluku Utara.

Rumah dan seisinya bergoyang lalu terpelanting. Penduduk terbangun dari tidurnya dengan panik, mereka berupaya menyelamatkan diri dari ancaman maut. Teriakan, tangisan bergema di jalanan sembari berlari menuju ketinggian.

“Pasca gempa sebagian orang menatap puing-puing rumahnya yang hancur dengan sedih dan luka. Tak ada kelakar, senyum, hanya menyisakan kesedihan begitu mendalam sampai-sampai tangis ibu-ibu pun pecah membelah hening,” kata Tasin.

Di Desa Lemo-Lemo, katanya, 79 rumah kategori rusak berat, 39 rusak sedang dan 3 rumah rusak ringan. Pemerintah Halmahera Selatan, lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berupaya mengatasi penderitaan mereka dan membangun bangun Rumah Tahan Gempa (RTG). Proyek ini ditangani oleh seorang aplikator bernama Tomas. 

Tasin menjelaskan rencana pembangunan RTG ini bahkan tidak dilakukan sesuai prosedur, sebab tak ada sosialisasi dan secara tiba-tiba pemerintah desa membentuk Persatuan Organisasi Masyarakat (Pokmas). Tujuan dibentuknya Pokmas adalah untuk mengurusi persyaratan administrasi pembangunan RTG, dan Hatab seorang warga dipercayakan sebagai ketua Pokmas.

Total dana Rumah Tahan Gempa senilai Rp 3.950.000.000 (tiga milyar sembilan ratus lima puluh juta rupiah). Dana satu unit rumah senilai Rp 50.000.000 (juta) dan 79 rumah kategori rusak berat yang rencananya akan dibangun RTG.  

Pada Maret 2021, BPBD memberikan DP (dana pinjaman) kepada aplikator 30 persen dari total dana 50 juta/unit rumah. Dana sebanyak Rp 237.000.000 ditransfer kepada aplikator, katanya, dengan tujuan pengurusan bahan dan peralatan. Tetapi hingga akhir Maret tidak ada informasi sama sekali. Padahal waktu itu mereka dijanjikan bulan April bahan-bahan bangunan RTG sudah didatangkan aplikator.

Tasin menjelaskan, diawal bulan April Pokmas bertemu kepala BPBD dan mendiskusikan masalah tersebut, mengapa RTG belum juga terlaksana. Alasan belum direalisasikannya RTG karena pertama, aplikator terkendala pandemik covid-19. Kedua, pesanan bahan dan peralatan belum tersedia dipasaran akibatnya tertunda. 

“Pada pertemuan itu kami pun meminta agar dana itu ditransfer ke penerima agar dibangun oleh masing-masing orang yang rumahnya kategori rusak berat. Tak bisa selamanya kami tinggal di gubuk pengungsian,” katanya. Pihak BPBD tak mau mencairkan dana kepada penerima dengan alasan jangan sampai disalah-gunakan dan dana tersebut akan ditransfer kepada aplikator untuk membelanjakan bahan-bahan RTG.

Di pertengahan April Pokmas melakukan pertemuan dengan DPR. DPR bahkan menyampaikan ternyata mereka baru mengetahui adanya pembangunan RTG oleh Pemerintah daerah. Pertemuan dengan dewan pun tidak membuahkan hasil pasti yang memuaskan. Mereka (DPR) sebatas berjanji akan membantu berkoordinasi dengan Pemda agar mempercepat prosesnya.

Pada bulan Mei, lagi-lagi Pokmas mendatangi kantor BPBD dan mereka meminta kejelasan mengapa RTG masih belum terealisasi. “Karena tidak mendapat kejelasan pasti yang masuk akal akibatnya mereka membatalkan pembangunan RTG di Desa Lemo-Lemo.”

Tasin menjelaskan bahwa, Rumah Tahan Gempa ini sebenarnya sejak awal sudah ditolak penduduk desa. Sebab rumahnya kecil, atapnya pun rendah dan hanya terdapat dua kamar tidur. Hanya saja kami dibujuk oleh seorang Juknis (Petunjuk Teknis) murah hati dan mengingat karena tinggal di gubuk pengungsian hingga kami pun harus menerima kehendak pemerintah daerah.

Dia menjelaskan, “kami terkena gempa hidup dalam kubangan penderitaan, kesengsaraan, kesedihan dan justru diduga dijadikan proyek meraup untung oleh segelintir orang. Atau dengan kata lain, bencana adalah momentum penting mengeksploitasi penderitaan masyarakat oleh oknum pejabat publik dan swasta. Sebab dana itu akhirnya hilang, entah dikemanakan atau hilang termakan waktu.

Situasi ini sejalan dengan konsep Naomi Klein, yang disebut “Disaster Kapitalism” (kapitalisme bencana). Kondisi bencana membawa tiga agenda besar bagi pemerintah yakni, (1) peningkatan peran konstituen swasta, (2) menjadikan bencana sebagai alat dan celah masuk kepada ketergantungan terhadap negara (pemerintah), dan (3) mempromosikan kepentingan pengusaha swasta, (Dewi, dkk 2020). 

Bencana yang terjadi dan lagi-lagi disaat bersamaan dimanfaatkan oleh segelintir pengusaha dan elit lokal demi kepentingan mereka tanpa memperhatikan efek dari perbuatannya. Suatu perbuatan menambah panjangnya jurang penderitaan terhadap masyarakat.

Masyarakat yang rentan secara ekonomi, kehancuran dan perjuangan untuk pulih justru dieksploitasi setelah terjadinya bencana. Kerentanan tersebut menjadi semakin nyata ketika swasta campur tangan dalam upaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat. Situasi ini tampak begitu nyata dalam kebijakan pembangunan Rumah Tahan Gempa di Desa Lemo-Lemo yang kala itu dipimpin oleh rezim Bahrain Kasuba dan melalui pihak kedua.

Kapitalisme bencana, terjadi ketika kepentingan pribadi turun ke wilayah tertentu setelah peristiwa destabilisasi besar, seperti…dan bencana alam, tulis Klein. Merupakan suatu tanggapan terhadap bencana dalam melakukan perbaikan kondisi hidup masyarakat, tetapi juga, sebagai peluang lain untuk memperoleh keuntungan dibalik bencana alam.

Perbuatan tersebut menghadirkan kepasrahan masyarakat pada situasi dan terjun bebas dalam jurang penderitaan. Hingga titik tertentu masyarakat berupaya beradaptasi agar setidaknya dapat keluar dari kondisi yang mereka alami tanpa ketergantungan pemerintah. Konsep adaptasi menurut Mulyadi, adalah bagian dari proses evolusi manusia untuk menyesuaikan diri atau memberi respon terhadap perubahan lingkungan fisik maupun sosial yang terjadi secara temporal. 

Sejalan dengan itu, saya pun menerima informasi dari penduduk bahwa mereka tak lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah. Kala itu masyarakat lantas memutuskan membangun rumahnya masing-masing dan tak mengharapkan lagi bantuan pemerintah. Ada 27 kepala keluarga dengan jerih payah dan tahap demi tahap mereka membangun rumahnya menggunakan dana pribadi. Meskipun belum selesai 100%, tetapi sudah bisa ditempati dan luas rumah pun tidak sesempit RTG.

Tasin menjelaskan sejak bupati Usman dilantik, pemerintah daerah mulai menaruh perhatian terhadap masyarakat Gane yang kena gempa. Pada Juli 2022 anggaran tahap pertama telah dicairkan dan 27 rumah yang menggunakan dana pribadi diganti oleh pemerintah daerah. 

Sedangkan 52 rumah lainnya sekarang masih dalam proses membangun dan desain rumah yang dibangun pun sesuai kehendak penduduk, bukan Rumah Tahan Gempa. Dana bantuan pun dikirim langsung ke rekening masing-masing penerima bantuan, tidak lagi lewat pihak kedua (swasta) seperti yang dilakukan mantan bupati Bahrain Kasuba.

Editor: Tim

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Pemkot Siapkan 9 Armada Darurat

MODERATORSUA.COM, TERNATE – Komitmen memajukan Kota Ternate dari aspek kesehatan, Pemerintah Kota Ternate dalam waktu dekat akan mendistribusikan 9 Unit mobil Layanan Kesehatan di 8 kecamatan.

Dari 9 unit mobil tersebut terbagi atas: 8 unit mobil ambulance dan 1 unit mobil jenazah, masing-masing sudah dilengkapi nomor call center (panggilan pusat).

Amatan media ini, kendaraan darurat itu telah tiba dan sudah diserahkan ke Pemkot dalam hal ini Dinas Kesehatan, yang di wakili Kabid SDK Muhammad Asri bersama Kepala Bappelitbangda Rizal Marsaoly. Selasa (01/08/2023)

Untuk sementara wartu mobil terparkir di eks Kantor Wali Kota Ternate, di Kelurahan Kampung Pisang Ternate Tengah.

Rencananya 9 unit armada itu nanti diserahkan ke puskesmas di 8 kecamatan, dan 1 unit mobil jenazah untuk Dinas Kesehatan Kota Ternate.

“Mobil – mobil ini rencananya akan diserahkan secara simbolis oleh Bapak Wali Kota pada 17 Agustus nanti di lapangan Ngara Lamo,” kata Rizal saat diwawancara.

Menurut Rizal, program tersebut merupakan manifestasi semangat dan komitmen Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman guna memberi pelayan ke masyarakat.

“1×24 jam layanan gratis tanpa dipungut biaya dalam bentuk apapun, siapa yang butuh langsung hubungi pada nomor call center. Dinkes buat program ini karena semangat pak wali kota,” tuturnya.

Masing-masing mobil darurat itu kata Rizal, akan beroperasi sesuai wilayah kerjanya.

“Misalnya mobil yang ada di Puskesmas Sulamadaha, akan melayani di Kecamatan Ternate Barat, kemudian di Puskesmas Gambesi akan melayani di Kecamatan Ternate Selatan. Begitu juga di kecamatan lainnya,” kata Rizal menjelaskan.

Pemerintah Kota Ternate merencanakan, akan menambah armada darurat untuk puskesmas yang wilayah kerjanya luas.

“Jadi puskesmas yang paling tinggi pelayanannya, itu yang akan ditambah 1 unit lagi mobil ambulance. Ini adalah komitmen pemerintah untuk pelayanan kesehatan masyarakat,” Pungkasnya.

Penulis: Gajali Fataruba