Lima Bahasa Daerah di Maluku Utara Direvitalisasi

MODERATORSUA.COM, SANANA – Lima bahasa daerah di Provinsi Maluku Utara (Malut) masuk dalam revitalisasi Balai Bahasa Malut.

Ke lima bahasa daerah tersebut yakni Bahasa Sula Kepulauan Sula, Bahasa Tobelo Halmahera Utara, Bahasa Ternate di Kota Ternate, Bahasa Makian Timur Halmahera Selatan dan Bahasa Sahu di Halmahera Barat.

Hal ini disampaikan Arie Andrasyah Isa, S.S.,M.Hum, Kepala Kantor Bahasa Malut di sela-sela kegiatan Pelatihan Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Sula, di Hotel Beliga Desa Fagudu, Selasa (14/03/22).

Menurut Arie, ke lima bahasa ibu yang direvitalisasi ini berdasarkan hasil pemetaan dan penelitian Kantor Bahasa Malut.

Karena itu, upaya merevitalisasi bahasa daerah, Balai Bahasa menggelar kegiatan Pelatihan Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Sula di Sula.

“Kami dari Kementerian melalui kantor bahasa Provinsi Maluku Utara kami terus melaksanakan kegiatan Revitalisasi di Kepulauan Sula, artinya kami menginginkan kembali bahasa-bahasa yang sudah mengalami kemunduran dan mungkin bahasa yang sudah punah,” kata Arie.

Arie berujar, hasil penelitian mereka tahun 2020 lalu menunjukkan beberapa bahasa daerah dari sisi dialek kebahasaan dinilai punah, termasuk bahasa Sula.

“Jadi mungkin kalau memang itu tidak dianggap belum punah atau kemunduran mungkin informasi terbaru bisa kami peroleh untuk melengkapi atau untuk menggagalkan teori yang kemarin yang sudah kami buat apakah itu dibuat dalam bentuk penelitian atau apa namanya, kami akan melakukan pemetaan kembali,”jelasnya.

Lanjutnya, sasaran kegiatan tersebut yakni siswa tingkat SD dan SMP.

“Jadi kami sangat berharap kepada bapak ibu guru, pada saat proses belajar mengajar itu harus mengajarkan tujuh keterampilan pantun, puisi, dongeng, tembang tradisional, lawakan tunggal, pidato, dan penulisan cerpen kepada siswa supaya ada perkembangan dan peningkatan dalam berbahasa Sulu

,”imbuhnya.

Arie berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi Bahasa Indonesia.

Diketahui, hadir mewakili Pemda Sula yakini Muhlis Soamole, Sekda Sula, Maulana Usia, Kepala Dinas Pendidikan, Komunitas Graviti Study Tour, Komunitas RM Tinta Manuru, Komunitas Clas Inspirasi Sula, Komunitas Tembok Pedia, Komunitas Unity 21. (Irlo/gun)

91 Mahasiswa STAI Babussalam Ikuti Pembekalan KKLI

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sebanyak 91 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, mengikuti pembekalan Kuliah Kerja Lapangan Integratif (KKLI) Tematik, Tahun Akademik 2022 – 2023

Kegiatan yang berlangsung di Aula STAI Babussalam Sula Maluku Utara, dihadiri oleh Sahrul Takim, Ketua STAI, Mohtar Umasugi, Wakil Ketua I, Tamsin Yoioga, Ketua Panitia Pelaksana KKLI, dan Staf Dosen STAI Babussalam Sula Maluku Utara.

Ketua Panitia Tamsin Yoioga, mengatakan, kegiatan tersebut diprogramkan agar 91 orang mahasiswa mengenal secara akrab lokasi yang akan menjadi tempat tugasnya.

“Jadi mahasiswa yang mengikuti pembekalan ini sebanyak 91 orang insyaallah mereka selama di lokasi dengan waktu 2 bulan mulai dari tanggal 16 Maret – 16 Mei 2023, kata Tamsin pada ModeratorSua.com Minggu, (12/3/2023).

Program KKLI dilaksanakan pada 5 Kecamatan Kabupaten Kepulauan Sula yang tersebar di 10 Desa, yakni di Desa Fatkauyon Desa Baleha Kecamatan Sulabesi Timur, Desa Fatiba Desa Bega Kecamatan Sulabesi Tengah, Desa Malbufa Desa Fukweu Kecamatan Sanana Utara, Desa Ona Desa Nahi Kecamatan Sulabesi Barat, Desa Fuata Desa Wainib Kecamatan Sulabesi Selatan.

“Pelaksanaan kegiatan mahasiswa KKLI ini yang tersebar di 10 Desa, kami dari panitia sangat mengharapkan semoga serangkaian program kerjanya bisa terealisasi dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi prioritas masyarakat di Desa setempat, ungkapnya.

Ketua STAI Babussalam Sula Maluku Utara Sahrul Takim, menjelaskan, tujuan dari kegiatan KKLI ini adalah kegiatan intrakurikuler yang diharapkan dalam kegiatan ini mahasiswa dapat beradaptasi secara langsung dengan masyarakat selama 2 bulan berlangsung

“Jadi dalam pelaksanaan KKLI ini, ada tiga aspek yang jalan sekaligus bagi mahasiswanya yakni, Pendidikan Penelitian dan Pengabdian. Diharapkan dalam kegiatan ini mahasiswa dapat berkontribusi secara keilmuan dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sula,” ujarnya

Selain itu Sahrul juga mengatakan, di tahun 2023 ini pihaknya akan melaunching satu buah jurnal, yang bertajuk: Pengabdian Masyarakat.

” Alhamdulillah jurnal itulah yang dimana mahasiswa setiap tahunnya dosen mempublikasikan hasil pengabdian masyarakat dalam bentuk tulisan jurnal ke jurnal yang sekarang kita buat,” tandasnya

Dari jurnal itulah akan menjadi bukti kerja-kerja mahasiswa secara akademik di mata masyarakat nantinya. (Irlo)

Ketua STAI Babussalam Bertemu Enam Legeslator Provinsi Asal Sula, Ini yang Dibahas

MODERATORSUA.COM, SANANA – Ketua STAI Babussalam Sula Provinsi Maluku Utara (Malut), Sahrul Takim bertemu dengan enam anggota DPRD Provinsi Malut asal asal Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul).

Hadir pada pertemuan yang berlangsung di Instana Kafe, Ternate Jumat (17/02/23) itu mayoritas legeslator Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Sula-Taliabu.

Mereka adalah Safi Pauwah, Bakri Buamona, Darwis Gorontalo, Aliyas Ode Kombe dan Ester Tantri.

Juga Abdul Malik Sillia, putra Sula satu-satunya yang Dapil asalnya Ternate-Halmahera Barat, serta Sahrul Takim, Ketua STAI Babussalam.

Pertemuan yang berlangsung beberapa jam itu, membahas terkait kebutuhan Kampus yang dipimpin Sahrul.

“Ada bahas bantuan Pemerintah Provinsi untuk STAI Babussalam Sula di tahun 2024,”kata Sahrul usai pertemuan.

Salah satu Kebutuhan Kampus STAI Babussalam saat ini adalah ruang belajar dan fasilitas lainya.

Untuk itu, aspirasi Kampus tersebut, melalui PDRD Provinsi asal Sula dapat disampaikan ke Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba.

Sahrul bilang, hasil pertemuan itu, ada dua opsi yang akan ditempuh ke Eman wakil rakyat itu.

Pertama, mereka akan bertemu dengan Gubernur untuk menyampaikan secara langsung kebutuhan Kampus STAI Babussalam. Kedua, tidak menutup kemungkinan kebutuhan Kampus STAI Babussalam akan didorong melalui jalur pokok pikiran (Pokir) masing-masing anggota.

“Pertama, DPRD provinsi Maluku Utara akan berupaya dalam waktu dekat bertemu dengan Gubernur Maluku Utara untuk membicarakan agar adanya bantuan ruang belajar dan fasilitasnya di tahun 2024. Kedua, jika tidak ada celah maka DPRD provinsi Maluku Utara akan mendorong melalui jalur Pokir masing-masing di tahun 2024.,”pungkas Sahrul. (gun)

Sah, Akbid Wijaya Kusuma Kota Ternate, Buka Penerimaan Mahsiswa

MODERATORSUA.COM, TERNATE – Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma, secara resmi berpindah lokasi dari Malang Jawa Timur, ke Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Ketetapan itu, tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) No. 42/D/OT/2023, yang diserahkan langsung Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL- Dikti) Wilayah 12, Maluku-Maluku Utara, DR. Jantje E. Lekatompessy pada, Selasa (14/2/2023).

Direktur Akademi Kebidanan (Akbid) Wijaya Kusuma Kota Ternate, Asnur Hi Hukum saat ditemui ModeratorSua.com, menyampaikan semua syarat legalitas telah terpenuhi.

“Sudah legal dari awal, karena sudah ada izin pendirian. Nah, sekarang L2dikti Wilayah VII membawahi Surabaya, Malang merekomendasikan pindah lokasi. Dan sudah diterima L2DIKTI wilayah 12 Maluku, Maluku Utara,” jelas direktur. Kamis, (14/2/2023)

Baca juga: Smk se-Maluku Utara Bakal Miliki Laboratorium Pendidikan Terpadu

Dia menerangkan, kelayakan kampus kebidanan baru di Kota Ternate itu, sudah lalui tahapan Visitasi berulang kali oleh kementerian.

“Setelah sarana dan prasarana kampus rampung, kami di Visitasi sebanyak dua kali oleh kementerian, dan Alhamdulillah kita layak,” terangnya.

Usai resmi berpindah lokasi, pihak Akbid Wijaya Kusuma langsung membuka penerimaan Mahasiswa baru.

“kita sudah buka penerimaan mahasiswa baru, mulai tanggal 15 Februari, kuotanya tidak dibatasi,” tutupnya. (jali)

Disebut Hanya ‘Cuci Tangan’, Kadis Pendidikan Sula Tertawa

MODERATORSUA.COM, SANANA – Tak dilibatkan pada puncak Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tangkat Nasional, Koordinator Gerakan Pendidikan Sula (GPS) cecar Kepala Dinas Pendidikan Sula, Maulana Usia.

Melalui press release yang diterima redaksi ModeratorSua.com, Rabu, 15/2/23). Koordinator GPS keluhkan sikap Kadis Pendidikan yang tak libatkan meraka, padahal menurutnya, GPS punya andil besar sejak awal.

“Sayangnya prestasi mentereng yang ditoreh kadis lama (Rifai Haitami) dan teman-teman komunitas GPS, seakan di cederai oleh sikap pak kadis yang saat ini,” sesal Koordinator GPS Alfarabi Umaternate.

Padahal kata Alfarabai, sejak edaran dari Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara untuk lanjutan peserta dari Sula menuju FTBI tingkat nasional, dia telah berkoordinasi tapi tak direspon Kepala Dinas Pendidikan Sula.

“Teman-teman GPS tidak menuntut untuk berangkat, tapi paling tidak dari persiapan adik-adik latihan kita dihubungi, sampai upacara pelepasan keberangkatan, kita juga tidak di undang. Kami tidak tahu maksud dari pak kadis itu apa,” ujarnya.

Baca juga: Peduli bahasa Ibu, Bupati Sula Diberi Penghargaan Mendikbudristek

Dia menyebut, Kadiknas Sula Maulana Usia, hanya cuci tangan atas jerih payah GPS dan kepala dinas sebelumnya.

“Kalau kita mau bicara kasar, pak kadis yang sekarang enak bawa produk yang sudah jadi, siap pakai. Tapi beliau tidak tahuu bagaimana kita dengan kadis lama, susah payah, membina peserta” tulis koordinator GPS

Terpisah dari Alfarabi. Kepala Dinas Pendidikan, Maulana Usia hanya tertawa saat dikonfirmasi ModeratorSua.com melalui pesan whatsapp di nomor 08124108++++ (jali)

Peduli Bahasa Ibu, Bupati Sula Diberi Penghargaan Mendikbudristek

MODERATORSUA COM, SANANA – Bupati Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Fifian Adeningsi Mus dapat penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebagai kategori Kepala Daerah peduli bahasa daerah atau bahasa ibu.

Penghargaan tersebut diberikan pada acara pergelaran Festival Tunas bahasa Ibu Nasional, yang buka langsung Mendikbudristek, Nadiem Makarim di Balai Room Hotel Sultan Jakarta, Senin (13/02/23).

penghargaan itu diberikan ke 16 Kepala Daerah termasuk Bupati Sula, Fifian Adeningsi Mus.

Nadiem menyampaikan, penghargaan tersebut diberikan kepada kepala daerah yang terus memberikan support, terhadap pengembangan dan melestarikan bahasa daerah dimasing-masing daerah, termasuk Kabupaten Kepulauan Sula.

“Kepada seluruh kepala daerah agar terus mengembangkan dan menjaga, bahasa masing-masing daerah. Sebab bahasa adalah budaya bangsa yang harus terus dilestarikan,”katanya.

Baca juga: Harga Sembako di Pasar Basanohi Sanana Makin Mahal

Sementara itu, Bupati Sula, Fifian Adeningsi Mus kepada moderatorsua.com menyampaikan, Pemda Sula tetap berkomitmen melestarikan bahasa daerah.

“Pemda Sula terus berkomitmen menjaga dan merawat bahasa daerah Sula agar tetap lestari dan tidak punah,” ucapnya.

Komitmen Pemda Sula ini, dibuktikan dengan telah dimasukkan Bahasa Daerah Sula dalam kurikulum muatan lokal, yang diajarkan di sekolah kabupaten kepulauan Sula.

“Selain di sekolah, di lingkungan masyarakat dan atau pertemuan resmi seyogyanya juga harus mengucapkan kata-kata bahasa Sula,”ujarnya. (gun)

Tujuh Siswa Bakal Pamer Bahasa Sula di Event FTBIN

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sebanyak tujuh siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar, SMP dan MTs di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) ikut Festival Tunas Bahas Ibu Nasional (FTBIN).

Giat tersebut akan berlangsung pada tanggal 12 sampai 16 Februari 2023 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Mereka dilepas oleh Bupati Sula, Fifian Adeningsi Mus yang diwakili Asisten Satu Bidang Pemerintahan, Zaidun di Istana Daerah, Rabu (08/02/23).

Kegiatan tersebut diikuti 16 peserta yang terdiri dari 5 Provinsi, satu kota Madya dan 10 Kabupaten, termasuk Kabupaten Kepulauan Sula.

“Untuk Provinsi Maluku Utara yang ikut berlomba termasuk kabupaten kepulauan Sula, Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Selatan dan Kabupaten Halmahera Utara,”kata Zaidun usai pelepasan.

Baca juga: Pemda Sula Tak Punya Uang Penuhi Kebutuhan Nelayan

Peserta lomba asal Sula yakni Rian Tidore asal MTs Babussalam, ikuti lomba Stanup Comedi, Ibnatun Qonita Efendi asal SD Insan Cendekia ikut lobang mendongeng, Safera Putri Buamona asal SMP Negeri 3 ikut lomba Stand up Comedi, Jihan Fatgehipon asal SMP Negeri 4 Sanana Utara ikuti lomba cerpen, M. Alfazri Sarif SD negeri 2 Wai Ipa ikut lomba menyanyi tunggal, Nursafitri Upara SD Inpres Falahu ikut perlombaan mendongeng dan Athirah Ade asal SD Negeri Waibau ikut lomba puisi.

“Setiap peserta mempunyai peran dan tugas yang berbeda-beda dalam perlombaan tersebut,”tuturnya.

Menariknya, setiap lomba yang nantinya dipentaskan, masing-masing menggunakan menggunakan bahasa Sula di hadapan Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim dan seluruh tamu undangan.

Perlombaan yang diikuti peserta asal Sula ini dalam bentuk te teatrikal dengan konsep “Suglela Balengko Kam Ana Nopa Soa Gareha”.

“Sehingga dalam kesempatan ini saya selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Sula, Maulana Usia, mengharapkan dukungan dan doa dari seluruh orang tua wali dan masyarakat Sula, senantiasa memberikan dukungan anak-anak kita yang ikut perlombaan ini,”pinta Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Sula, Maulana Usia. (gun)

Anak Mantan Imam dan Pembersih Jalan Raih Prestasi Gemilang

“Dibalik Prestasi gemilang, Nuraini menyimpan sejuta kisah sulit. Hampir tidak bisa mendaftar sebagai perserta PPL dan KKLI lantaran tak punya uang”, Laporan Moderatorsua.com, Sanana.

RASA haru bercampur sedih menyelimuti Nuraini Fatmona (22 tahun) di acara Wisuda STAI Babussalam Kepualauan Sula Maluku Utara, Selasa (24/01/23).

Gadis asal Desa Pohea Kecamatan Sanana Utara itu, menyelesaikan kuliahnya di STAI Babussalam Sula tepat empat tahun.

Cita-citanya menjadi mahasiswa terbaik terjuwud. Dari 17 peraih predikat Cumlaude, salah satunya adalah Nuraini, dengan nilai IPK 90,03 pada wisuda angkatan ke- IX STAI Babussalam Sula.

Namun dibalik prestasi gemilangnya, anak pasangan Nasbia Umasangaji dan Imin Fatmona ini, banyak lalui kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Cita-cita Nuraini untuk membanggakan ke dua orangnya sudah tertanam sejak kecil. Latar ekonomi kedua orang tua Nurani serba pas-pasan. Ibunya hanya petugas pembersih jalan di kawasan Kantor Bupati di Desa Pohea. Sedangkan ayahnya hanyalah seorang petani, dengan pekerjaan sampingan sebagai Imam Mesjid Pohea.

Praktis, untuk mewujudnya amatlah sulit. Terlebih ketika sang ayah tercinta meninggal dunia pada tahun 2011. Kala itu Nuraini kecil masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Pohea.

Semenjak kepergian sang ayah, tulang punggung keluarga beralih ke sang ibu dan kakaknya, Irwandi Kailul yang juga bekerja sebagai petugas kebersihan.

Di rumah beton yang belum rapih di Desa Pohea, Nuraini hidup bersama Ibunya dan dua kakak beradik.

“Saya hidup bersama Ibu, satu orang kakak laki-laki (Irwandi Kailul) dan satu adik perempuan,”katanya kepada ModeratorSua disela-sela acara Wisuda.

Di tengah kesempitan ekonomi keluarga, Ibu Naraini tetap mengutamakan pendidikan anaknya.

Nuraini pun tamat SD dan lanjut ke jenjang SMP Negeri 2 Sanana Utara, kemudian masuk SMK dan lulus pada tahun 2018.

Setelah lulus SMK, Nuraini hendak lanjut ke perguruan tinggi. Keinginan Nuraini itu nyaris terkubur mengingat profesi Ibunya yang hanya sebagai pembersih lajan.

“Saya sadar ekonomi keluarga saya tidak akan sanggup mebiayayi saya. Tapi dengan berat hati saya bilang pada ibu dan kakak saya bahwa saya ingin kuliah walaupun tidak sampai ke luar kota,”tuturnya.

Keinginan Nuraini dituruti sang ibu dan kakaknya dengan syarat: kuliah baik-baik sampai selesai.

“Iya, boleh daftar kuliah, asal kuliah baik-baik, kasiang mama ini cuma karja sapu jalan, kita ini tidak banyak uang,”pesan Ibu pada Nuraini.

Kendati sudah kuliah, Nuraini harus membagi waktunya urusan kampus dan pekerjaan ibunya. Di Waktu senggang, Nuraini kerap membantu pekerjaan ibunya memberisihkan jalan di kawasan kantor Bupati di Pohea.

“Melihat kondisi ibu saya yang makin hari makin tua, saya memutuskan untuk sebisa mungkin, tiap harinya meluangkan waktu untuk membantu ibu saya membersihkan halaman tempat ibu bekerja,”kisahnya.

Hari-hari sulit tampaknya belum berakhir. Himpitan ekonomi kembali dialami dipenghujung masa kuliah. Nuraini tak bisa mendaftar sebagai peserta PPL tahun 2021 dan KKLI tahun 2022 lantaran keterbatasan biaya.

“Namun itulah hidup, apapun kondisinya kita harus tetap berusaha dan berdoa, alhamdulillah Tuhan memberikan kemudahan dan saya bisa melalui itu semua,”paparnya.

Selama kurang lebih empat tahun bergelut di dunia kampus, Nuraini akhirnya bisa wisuda dengan prestasi yang membanggakan.

“Kalau ada rejeki saya ingni melanjutkan kuliah lagi, tapi kalau belum ada, ya saya harus mencari kerja untuk sedikit meringankan tanggung jawab ibu,”imbuhnya.

Nuraini berpesan kepada para generasi muda untuk tetap memiliki prisip dalam hidup. Dengan begitu pasti bisa lalui semua rintangan.

“Apapun yang kita alami hari ini, tetaplah melangkah dan jangan pernah menyerah, tetaplah rendah hati, hormati orang tua, karena tidak ada proses yang menghianati hasilnya,”pungkasnya. (mg).

Wanita Paruh Baya di Sula Sekolahkan Anak Hingga Sarjana Dari Hasil Jualan Buah-buahan

MODERATORSUA.COM, SANANA – Usia boleh lanjut, namun semangat tak boleh rapuh. Kalimat ini pantas disematkan pada Jaima Norau (60 tahun), Wanita asal Desa Waibau Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepualauan Sula.

Jaima seolah tidak pernah kenal lelah, untuk mengais rezeki demi menafkahi keluarga.

Jaima dinikahi Ludin Gailea dan dikaruniai enam orang anak. Sayang, tiga orang meninggal dunia, dan tersisa tiga orang anak, yakni Hasanudin Gailea (anak tertua), Martina Gailea, Risnawati Gailea.

Suami Jaima hanya seorang petani di Desa Waibau. Untuk menopang kebutuhan keluarga, Jaima terpaksa berjualan.

Sejak usia belasan tahun ibu tiga anak itu sudah menjajal barang dagangannya di pelabuhan Sanana.

“Saya menikah itu masih muda. Umur saya waktu itu masih 17 tahun. Setelah menikah saya sudah mulai jualan di Pelabuhan Sanana,”kata Jaima ketika ditemui Moderatorsua.com di emperan Toko Sederhana kawasan Pelabuhan Sanana di Desa Fagudu Kecamatan Sanana, Minggu (22/01/23).

Hasil jualan Jaima, tak dihabiskan sekedar makan dan minum, tapi juga ditabung untuk kebutuhkan pendidikan anak-anaknya.

“Saya punya anak enam orang. Tiga anak saya sudah meninggal, tiga orang yang masih hidup,”ucapnya.

Setalah beberapa tahun berjualan nasi bungkus di Pelabuhan Sanana, Jaima beralih menu jualan. Perempuan parubaya itu kini berjualan buah-buahan di emperan Toko Sederhana yang tak jauh dari pelabuhan Sanana.

Jarak antara rumah Jaima ke pelabuhan ditempuh sekitar 1 kilometer. Sewaktu berjualan di Pelabuhan, Jaima kerap menempuh dengan berjalan kaki untuk menjajal jualannya. Setelah beralih jual buah-buahan, Jaima menggunakan ojeg.

“Dulu sering jalan kaki. Tapi sekarang sudah diantar ojeg. Pergi pulang itu Rp 10 ribu,”tuturnya.

Kini jerih payanya seolah telah terbayar. Dua anak perempuannya sudah menyandang gelar sarjana. Bahkan, Martina Gailea, anak kedua pasangan Luding dan Jaima ini kini menjabat sebagai Kepala Sekolah.

“Dua anak perempuan saya sudah sarnaja. Martina yang saat ini sudah jadi pegawai dan menjabat Kepala Sekolah. Sedangkan Risnawati sudah sarjana tapi belum dapat kerja tetap. Anak yang tua saat ini bekerja. Itu semua, hasil jualan-jualan seperti ini,”tuturnya.

Jaima sempat stres ketika salah satu anaknya, Adina Gailea yang sudah menyandang gelar dokter dengan status pegawai negeri (PNS) meninggal dunia.

Tak lama setelah pekergian anak tercintanya itu, suaminya, Ludin menyusul. Ludin tutup usia sekitar tahun 2014 silam.

“Suami saya meninggal kalau puasa tahun ini, berarti genap 10 tahun,”tutur Jaima dengan mata bercaka-kaca.

Kendati begitu, Jaima tidak mau larut dalam kesedihan. Wanita yang selalu kenakan Kupluk kepala dan kacamata itu, lanjut berjualan buah-buahan.

Jaima tak mau menghabiskan usia senjanya dengan hanya dinafkahi anaknya.

“Duduk-duduk saja di rumah mau bikin apa. Lebih baik saya jualan,”imbuhnya.

Separuh hari Jaima dihabiskan untuk berjualan. Sejak gerbang Toko Sederhana dibuka jam 8 pagi sampai ditutup kembali jam 10 malam, sepanjang itu pula aktivitas berjualan buah-buahan Jaima berlangsung. Jenis buah-buahan yang dijual hanya salak dan mangga.

Hasil jualan yang diraup tak seberapa. Sehari Jaima bisa dapat Rp. 100.000 sampai Rp.150.000.

“Kadang tidak sampai Rp. 100.000 itupun tergantung pelanggan yang membeli,”paparnya.

Meski hasil jualan untung-untungan, namun Jaima mengaku sangat mencintai profesinya itu. Bahkan, hingga raganya tak berdaya barulah aktivitas berjualan terhenti.

“Sampai kapanpun saya tidak akan pernah berhenti berjualan. Sampai sudah tidak berdaya lagi baru saya stop jualan,”pungkasnya. (mg).

Antisipasi Diknas Sula Hadapi Lonjakan Pelamar Honda 2023

MODERATORSUA.COM, SANANA – Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul), bakal berbagi tanggung jawab dengan pihak sekolah terkait pembiayaan guru honor.

Mengingat, pelamar honor daerah (Honda) jauh lebih banyak dari kuota yang ditetapkan Pemerintah Daerah Kepulauan Sula.

Dikonfirmasi ModeratorSua.com, Maulana Usia, Pejabat Kapala Diknas Sula menyampaikan, total jumlah pelamar Honda sekitar 1.190 orang. Sedangkan kuota yang disanggupi Pemda Sula, hanya 180 orang ditingkat, TK/PAUD, SD dan SMP.

“Artinya, 10.10 tidak masuk dalam kuota. Karen itu, kita panggil semua kepala sekolah untuk rapat membahas bersama. Karena tes Honda akan dilaksanakan bulan ini,”kata Maulana usai rapat dengan seluruh Kepala Sekolah di Sula, di gedung SD Negeri 1 di Desa Mangon Kecamatan Sanana, Jumat (13/01/23) malam.

Salah satu poin kesepakatan hasil rapat itu yakni, Diknas dan pihak sekolah, akan berbagi tanggung jawab dengan pihak sekolah yang nilai Dana BOS-nya (Bantuan Oprasional Sekolah) dibandingkan dengan jumlah guru honor.

Begitu juga sebaliknya, sekolah yang Dana BOS-nya besar sedangkan jumlah honorer sedikit, maka sekolah tersebut tidak diberi jatah Honda.

“Umpama ada sekolah yang BOS-nya 70 juta rupiah dan honorernya hanya 3 orang, maka sekolah tersebut tidak beri kuota Honda. Itu, dikembalikan ke pihak sekolah sesuai dengan petunjuk dana BOS. Dan itu harus pihak sekolah bikin kontrak,”jelasnya.

Maulana yang juga Kabag Humas dan Protokoler Setda Sula ini, memastikan perekrutan Guru Honda akan memprioritaskan sekolah-sekolah yang Dana BOS-nya redah, sedangkan jumlah honorernya banyak.

“Seperti SD Desa Lekosula yang BOS-nya hanya 17 juta. Itu satu tahap. Sedangkan guru honornya 12 orang. Kemudian di Sulabesi Barat, Sulabesi Tengah, Mangoli Utara, Mangoli Barat dan Mangoli Utara Timur. Itu akan kita Prioritaskan,”janjinya.

Kesepakatan lain yaitu, Guru Honda yang direkrut, merupakan Guru yang sama Sekolah dan desanya.

“Misalnya, sekolah di Desa Waisum, maka guru Honda yang direktur juga asal Desa Waisum. Ini agar pengabdiannya juga terukur,”jelas Maulana.

Lebih lanjut, Maulana yang mantan Kepala Sekolah ini menyampaikan, sekitar 80 persen sekolah di wilayah Kota Sanana tidak diberi jatah Guru Honda.

“Alasannya karena memang kita lihat dari jumlah honor dan besaran Dana BOS-nya,”tambah Maulana.

Selanjutnya, dia menjelaskan jika kuota Honda di tahun ini berkurang dibandingkan dengan sebelumnya, hal ini karena adanya rekrutmen P3K.

“Ini memang kebijakan dari Pusat. Karena P3K ini bertujuan untuk mengurangi jumlah honorer. Dan P3K ini direkrut dari tenaga honorer. Kita (Pemda Sula) sudah lakukan rekrutmen dua kali, yakni di tahun 2021 dan tahun 2022. Di tahun 2022 kita punya kuota 35 orang, tapi belum diumumkan. Sesuai Juknis akan diumumkan di bulan Februari,”pungkasnya.

Penulis: Gunawan Tidore