Dibalik Perbedaan Data Pangkalan Minyak Tanah di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Perbedaan data jumlah pangkalan minyak tanah, antara Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (Koperindag dan UKM) dan pihak PT. Sanana Lestari masih menjadi tanda tanya bagi publik di Kabupaten Kepulauan Sula.

Bagaimana tidak, pihak PT. Sanana Lestari mengklaim ada 101 pangkalan, sedangkan dari Koperindag dan UKM bersikukuh hanya 98 pangkalan.

Sementara itu, dari jumlah pangkalan yang berbeda, namun kuota minyak per bulan tetap 460 ton.

Publik menduga ada ‘permainan gelap’ dibalik selisih tiga pangkalan tersebut.

Praktisi Hukum, Zulfitrah Hasim menduga ada yang tidak beres dari sistem distribusi minyak tanah.

“Jumlah pangkalan berbeda namun kuotanya sama yakni 460 ton. Artinya ada dugaan permainan di balik sistem distribusi minyak tanah,”kata Zulfitrah, Sabtu (04/02/23).

Masalah minyak tanah di Sula, menjadi tanggungjawab bersama. Karena itu harus diusut hingga ditemukan dalang di balik masalah ini.

Baca juga: Ada Peristiwa Hukum-Dibalik Kemelu Minyak Tanah di Sula

“Subsidi minyak tanah ini untuk masyarakat, karena itu sama-sama kita harus kawal hingga terbongkar apa dibalik tidak beres ini,”imbuhnya.

Dugaan tersebut diperkuat dengan beberapa temuan lapangan Kadis Koperindag dan UKM Sula, Jena Tidore melalui tim satgas.

Jena mengungkapkan, ada tiga pangkalan baru dari pihak PT. Sanana Lestari yang dibangun diam-diam, alias tanpa sepengetahuan Koperindag.

“Ada tiga pangkalan yang dibangun baru tanpa sepengetahuan kami (Koperindag). Dan ketika saya diminta tanda tangan (tambahan pangkalan) untuk dikirim ke Pertamina, saya tidak mau,”ungkapnya belum lama ini.

Jena bilang, data 98 pangkalan minyak tanah, sudah sesuai dengan ketetapan BPH Migas 460 ton minyak yang disuplai habis ke pangkalan.

“Kouta 460 ton minyak per bulan itu terbagi habis ke 98 pangkalan. Itu data kami, dan itu akurat,”ucapnya.

Bahkan, kata Jena, banyak ditemukan di lapangan dimana kuota minyak melebihi jumlah KK (Kepala Keluarga).

“Banyak ditemukan. Misalnya, kuota 5 ton minyak yang tersalur di pangkalan, tapi yang terjual ke konsumen akhir atau KK hanya 3 ton,”tuturnya.

Jena blak-blakan, ada dugaan main curang atas kelebihan minyak tanah di tingkat pangkalan.

“Kelebihan ini yang biasa dijual di atas harga. Ini banyak kedapatan. Ini kita mau evaluasi,”bebernya.

Hanya saja Jena belum tahu pasti, kelebihan minyak akan dijual ke mana.

Jena juga membantah, Pangkalan Hikmah di Desa Pastina Kecamatan Sanana yang dikalim PT. Sanana Lestari, masuk dalam 101 pangkalan.

Menurutnya, pangkalan tersebut masuk dalam data 98 pangkalan.

“Di Pastina itu masuk dalam data 98 pangkalan yang kami kantongi,”cecarnya.

Masalah serupa juga ditemukan di pangkalan Fitriansyah di Desa Falahu Kecamatan Sanana. Pangkalan milik mantan Manajer PT. Sanana Lestari, Yusuf Buamona itu menaungi tiga pangkalan lainnya yang tidak terdaftar di Koperindag.

“Tiga pangkalan itu tidak terdaftar. Memang awal terdaftar, kemudian mereka hapus. Contoh, dia beli pangkalan di Mangoli. Karena kapasitas dibeli, maka pangkalan itu melekat di pangkalan Fitriansyah. Satu pangkalan ini, kouta minyaknya 15 ton,”pungkasnya.

Masalah lainnya ditemukan di Pangkalan Nurmaida di Desa Mangega Kecamatan Sanana Utara. Pangkalan tersebut terpaksa dipindahkan ke Baleha, Kecamatan Sulabesi Timur. Lantaran data konsumen yang diambil sebagai syarat izin pendirian, menggunakan KK warga Desa Baleha.

“Karena datanya dari KK warga Baleha, sehingga harus dipindahkan ke sana (Baleha),”jabarnya.

Sementara itu, Sofyan Anwar, Manager PT Sanana Lestari dikonfirmasi Moderatorsua.com mempertanyakan SOP (Prosedur Operasi Standar) pembukaan pangkalan minyak tanah.

“SOP Pembukaan pangkalan seperti apa sebenarnya, coba konfirmasi ke dinas,”ujarnya.

Sofyan menegaskan, jika Dinas Koperindag tidak mengakui tiga pangkalan tersebut, bulan depan akan ditutup.

“Kalau dinas tidak mengakui pangkalan tersebut, bulan depan saya tutup. tidak ada masalah,”pungkasnya. (gun).

Reses di Auponhia, Darwis Beri Bantuan Semen dan Atap Seng di Masjid dan Gereja

MODERATORSUA.COM, SANANA – Dua rumah ibadah di Desa Auponhia, Kecamatan Mangoli Selatan Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul), mendapat bantuan dari Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Darwis Gorontalo.

Bantuan berupa semen dan atap seng, dari politisi PDI Perjuangan ini, diberikan disela-sela acara reses perdananya di Daerah Pemilihan (Dapil) V Sula-Taliabu, Jumat (03/02/23).

Darwis menyebutkan, warga Desa Auponhia mengusulkan pembuatan talud penahan ombak. Pasalnya, beberapa rumah warga rusak berat, akibat dihantam ombak tahun lalu.

“Sekitar 3 rumah warga di pesisir pantai yang rusak parah karena dihantam ombak,”katanya Darwis.

Darwis bilang, usulan warga tersebut akan ditampun sebagai catatan penting, untuk disampaikan ke Pemprov Malut nantinya.

“Cukup urgen nasib warga ketika musim ombak. Karena itu, usulan warga ini menjadi catatan penting bagi saya, untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi,”ujarnya.

Disela-sela giat serap aspirasi warga, Darwis sempatkan diri melihat langsung kondisi Masjid Panca Annur dan Gereja Naha Jou Mahanaim, yang belum kelar dibangun.

Lewat kesempat tersebut, Darwis langsung sumbangkan semen dan atap seng untuk kelancaran pembangunan.

“Semoga bantuan ini bermanfaat bagi saudara-saudara saya di Desa Auponhia,”imbuhnya. (gun)

Empat Langkah BNN Malut Wujudkan Sula ‘Bersinar’

MODERATORSUA.COM, SANANA – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku Utara (Malut), menggelar sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Kamis (02/02/23).

Giat yang berlangsung di Istana itu, dipimpin langsung oleh Kepala BNN Malut, Brigjen (Pol) Agus Rohman.

Kepada awak Media, Agus menyampaikan, giat tersebut bertujuan untuk ciptakan daya tangkal yang kuat di tingkat masyakarat.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk menciptakan Sula lebih Bersinar (Bersih Dari Narkoba),”katanya usia giat.

Ada empat langkah BNN mewujudkan Sula ‘Bersinar’. Pertama, upaya pencegahan atau pendekatan secara lunak, kedua upaya pemberantasan yaitu melalui penyelidikan dan menyidikan, upaya rehabilitasi dan upaya pasca rehabilitasi.

“Pasca rehabilitasi ini berupa kita memberikan pelatihan-pelatihan kepada eks napi Narkoba sehingga punya keterampilan agar bisa berkerja,”tuturnya.

Jenderal bintang satu ini menyatakan, Sula mendapat kiriman barang haram itu dari beberapa daerah, diantaranya: Ambon Maluku, Luwuk Sulawesi Tengah, Medan Sumatra Utara, serta Makassar dan Manado.

“Ini semua sudah kita deteksi, dan sudah kita lakukan upaya-upaya persuasif maupun upaya-upaya hukum secara tegas,”ungkap Agus sembari mengatakan dari 10 Kabupaten Kota di Malut, kasus narkotika terbanyak di Kota Ternate.

Lanjut Agus, pihaknya berencana mambangun kantor BNN di Kepsul. Karena itu, diharapkan Pemda Sula bisa menyiapkan lahannya.

“Nanti kita akan layangkan permohonannya terlebih dahulu kepada Bupati untuk mendapatkan hibah tanah,”ujarnya.

Pemda Sula menyambut baik rencana dari Kepala BNN tersebut. Karena itu Pemda akan berusaha siapkan lahan untuk pembangunannya.

“Karena ini untuk keselamatan generasi kita. Nanti saya laporkan kepada ibu Bupati dan saya pastikan ibu Bupati merespon ini dengan baik,”tutur Wakil Bupati, M Saleh Marasabessy.

Di tempat yang sama, Kapolres Kepulauan Sula, AKBP Cahyo Widyatmoko membeberkan kasus narkoba yang ditangani. Di tahun 2022, ada tiga kasus narkoba yang ditangani Polres Sula.

“Masing-masing sudah ada yang tahap penyidikan dan ada yang sudah ditahan di Lapas. Mereka ada yang warga biasa juga ada residivis,”bebernya.

Cahyo menegaskan, pihaknya tidak akan beri ampun terhadap pelaku penyalahgunaan narkoba.

“Kami dari Polres Sula tetap konsisten dan komitmen, terkait dengan pemberantasan narkoba. Dan itu kami tidak main-main dengan penyalahgunaan narkoba,”pungkasnya.

Amatan Moderatorsua.com, kegiatan sosialisasi BNN Malut itu, dirangkaikan dengan tes urine. Sejumlah pejabat dan Wartawan ikut tes urine, termasuk Wakil Bupati Sula. (gun).

12 Hari Reses di Sula-Taliabu, Darwis Gorontalo: Usulan Kebutuhan Warga Akan Ditampung

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sebanyak 6 desa yang dikunjungi Darwis Gorontalo, Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara Fraksi PDI Perjuangan, selama 12 hari kegiatan reses di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) dan Pulau Taliabu.

Dari 6 desa tersebut, terbagi 6 desa di Pulau Mangoli yakni: Desa Waitina, Wai U, Capalalu, dan Buya Auponhia.

Sementara di Pulau Sulabesi hanya 2 desa yaitu, Desa Umaga dan Desa Waibau.

Banyak kebutuhan warga yang diusulkan melalui reses tersebut, diantaranya pembuatan Bronjong, talud, alat tangkap dan fiber bagi nelayan, serta bibit dan hama bagi petani.

“Waitina dan Capalulu Bronjong, Talud penahan ombak , alat tangkap dan fiber bagi nelayan, serta bibit dan hama bagi petani,”kata Darwis, Kamis (02/02/23).

Politisi Partai moncong putih ini bilang, semua usulan kebutuhan warga akan ditampung, dan akan disampaikan melalui pokok pikiran DPRD nantinya.

“Kita akan tampung semua kebutuhan warga yang diusulkan. Nanti baru kita tuangkan dalam pokok pikiran untuk disampaikan ke Pemprov,”pungkasnya. (gun).

Pejabat Kepala Desa Dofa dan Camat Mangoli Barat Disomasi

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sebanyak 27 orang mantan Aparat Desa Dofa Kecamatan Mangoli Barat, layangkan somasi terhadap Pejabat Kepala Desa Dofa dan Camat Mangoli Barat, lantaran gaji mereka tidak bayar selama 7 bulan.

Ke 27 mantan aparat desa tersebut yakni mantan Sekretaris desa, Kasi, Kaur, Kadus, Ketua RW, Ketua RT dan Cleaning Service kantor desa.

Kepada Moderatorsua.com, kuasa hukum puluhan mantan aparat Desa Dofa, Zulfitrah Hasim, S.H menyampaikan, surat somasi dilayangkan pada tanggal 25 Januari 2023 lalu.

Zulfitrah bilang, 27 orang mantan aparat Desa Dofa tersebut, telah diangkat dan di-SK-kan secara sah oleh Kepala Desa Dofa, Djailan Sapsuha. Dan pernah aktif bekerja sebagai aparat desa, Sejak Bulan Januari 2022 sampai dengan bulan Juli tahun 2022.

“Saat kepala Desa Dofa Djailan Sapsuha masih aktif sebagai Kepala Desa, pernah diusulkan pembayaran gaji Aparat desa melalui ADD Desa Dofa Triwulan I dan II tahun 2022, akan tetapi tidak bisa dilakukan karena Camat mangoli Barat, Ernawati Sapsuha tidak memberikan Rekomendasi Pencairan,”katanya, Senin (30/01/23).

Dijelaskan, pada bulan Juli tahun 2022 telah dilakukan penonaktifan sementara Djailan Sapsuha dari jabatan Kepala Desa, dan telah diangkat Pejabat Kepala Desa Dofa, Bahctiar Kamaludin. Mirisnya, 27 orang klien mantan Aparat Desa tersebut, juga ikut diberhentikan dari jabatannya dan tidak pernah menerima Gaji.

“Pada bulan Juli Tahun 2022, Pejabat Kepala Desa Dofa Bahctiar Kamaludin, telah melakukan Pencairan ADD Desa Dofa Triwulan I dan II tahun 2022, namun hanya membayar penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa Dofa Non Aktif Djailan Sapsuha, Insentif Hakim Sarah dan insentif Guru Mengaji, sedangkan klien kami 27 orang mantan aparat desa tidak dibayar gajinya hingga saat ini,”ungkap Zulfitrah.

Zulfitrah menilai, ada perbuatan melawan hukum atas masalah tersebut. Karena kliennya telah berulang kali, berkosultasi dengan Pejabat Kepala Desa maupun Camat Mangoli Barat

“Namun tidak pernah ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah Aquo, yang menyebabkan klien kami telah mengalami kerugian baik secara materil maupun imateril,”tuturnya.

Dalam somasi Zulfitrah meminta, Kepada Pejabat Kepala Desa Dofa Bahctiar Kamaludin untuk segera membayar hak dari masing-masing kliennya berupa gaji, tunjangan atau Insentif.

” Karena klien kami pernah Aktif bekerja sebagai aparat Desa Dofa selama 7 (tujuh) bulan yaitu sejak Bulan Januari tahun 2022 sampai dengan Bulan Juli Tahun 2022 dan Kepada Camat Mangoli Barat Ernawati Sapsuha untuk segera merekomendasikan pembayaran hak dari masing-masing klien berupa Gaji, Tunjangan atau Insentif karena klien kami pernah aktif bekerja sebagai aparat desa dofa selama 7 bulan yaitu sejak bulan Januari tahun 2022 sampai dengan bulan Juni Tahun 2022,”pintanya.

Apabila, lanjut Zulfitrah, setelah surat Somasi (Peringatan Hukum) ini diterima dan sampai dengan 7 hari kalender, Pejabat Kepala Desa Dofa maupun Camat Mangoli Barat, tidak memenuhi permintaan, maka akan ditempuh jalur hukum.

“Kami akan menempuh jalur hukum baik secara Pidana maupun Perdata sebagaimana diatur dalam peraturan-perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,”pungkasnya. (gun).

Motoris di Sula Siap-siap Ganti Onderdil Mesin, Jika Perpres 191 Diterapkan Pemda

MODERATORSUA.COM, SANANA – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) belum terapkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Buktinya masih banyak para motoris yang menggunakan bahan BBM jenis minyak tanah (Mita), untuk kebutuhan transportasi laut.

Dalam ketentuan Perpres 191 ini, secara tegas hanya mengakomodir tiga kelompok pengguna Mita, yakni konsumsi rumah tangga, pelaku usaha kecil menangah (UKM) dan perikanan. Artinya, para motoris tidak diakomudir dalam Perpres 191 tahun 2014 ini.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (Koperindag dan UKM) Kepulauan Sula, Jena Tidore menyampaikan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, untuk mencari formula sebelum diterapkan Perpres tersebut.

Jena bilang, opsi sementara yang direncanakan adalah memberikan waktu ke motoris untuk menggantikan onderdil mesin, agar tidak lagi menggunakan Mita.

“Itu opsi sementara. Nanti akan kita diskusikan bersama dengan pihak Keposilan, Dinas Perhubungan dan pihak Pertamina serta satgas, “katanya, Jumat (27/01/23).

Informasi yang himpun Moderatorsua.com, sekitar 120 ton Mita yang terpakai para motoris dalam satu bulan.

Di lain tempat, Manajer PT. Sanana Lestari, Sofyan Anwar menyatakan, motoris yang menggunakan BBM jenis Mita untuk transportasi laut, sangat berdampak terhadap konsumsi rumah tangga.

“Contohnya, 25 liter minyak tanah dipakai masak sebulan untuk satu kepala keluarga, tapi motoris hanya sehari. Artinya, motoris berpotensi merusak konsumsi rumah tangga selama sebulan,”ucap Sofyan sembari mengatakan Kuota Mita untuk PT. Sanana Lestari sekitar 460 ton per bulan.

Karena itu, Sofyan menawarkan, agar motoris mengganti alat mesin yang menggunakan BBM jenis Pertalite atau Pertamax.

“Pemda bisa cari jalannya. Ganti mesinnya. Pemda bisa subsidi. Jangan pakai minyak tanah,”pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sula, Chairullah Mahdi dikonfirmasi terkait kepastian jumlah dan kebutuhan Mita untuk motoris, namun tidak direspon. (gun).

Kapal Tangkapan Ikan Diamankan, Kelompok Nelayan Sesali Sikap DKP Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), yang mengamankan dua kapal nelayan tangkap iklan asal Bitung di perairan Sula, disesalkan kelompok nelayan.

Pasalnya, langkah DKP tersebut tanpa sosialisasi terlebih dahulu.

Harahab Lek, Ketua Kelompok Nelayan KUB Maju Bersama asal Desa Malbufa Kecamatan Sanana Utara, merupakan pemilik rumpon yang alami langsung kebijakan DKP Sula tersebut.

Harahab mengaku, jika mereka yang datangkan kapal tangkapan itu dari Bitung. Dirinya tidak tahu-menahu, terkait ketentuan kapal dengan kapasitas 50 gross ton, dilarang beroperasi di perairan di bawah 12 mil.

“Jadi, menurut saya, ini kelalaian Dinas juga. Karena tidak sosialisasi dari awal. Bagaimana kita tau kalau tidak ada sosialisasi,” kata Harabab usai dipanggil pihak DKP Sula siang tadi, Kamis (26/01/23).

Dia menilai, tindakan DKP tersebut justru merugikan kelompok nelayannya.

“Karena kalau seperti begini, ikan kami di kapal rusak siapa yang bertanggung jawab,”keluhnya.

Harahab berujar, pilihan kelompok nelayannya meminta kapal di luar Sula, menangkap ikan di rumpon, lantaran tak ada kapal tangkap ikan yang memenuhi standar itu di Sula.

Karena itu Harahab berharap, Pemda Sula bikin pengadaan kapal tangkap yang layak dan sesuai standar ketentuan, agar para kelompok nelayan khususnya rumpon tidak lagi memanggil kapal di luar Sula.

“Pemda harus ambil Peran penuh. Bikin pengadaan kapal yang memenuhi standar ketentuan itu, supaya kita tidak panggil kapal dari luar,”imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sula, Sahlan Norau dikonfirmasi Moderatorsua.com menyampaikan, ada dua kapal tangkap ikan asal Bitung yang diamankan. Masing-masing berkapasitas 30 gross ton dan 50 gross ton.

Langkah DKP Sula tersebut, karena telah mendapat tugas pengawasan melalui SK penetapan tenaga pengawas bantu di DKP Sula. SK tersebut didapat beberapa minggu lalu.

“Memang ini kewenangan pengawasan itu di Provinsi. Tapi soal rentang kendali dan jarak, sehingga kami meminta ke Provinsi untuk penugasan pengawasan,”ucapnya.

Menurutnya, dua kapal yang diamankan tersebut sebagai langkah persuasif sosialisasi.

Lebih lanjut Sahlan menjelaskan, sesuai ketentuan, jalak nol (0) sampai 2 mil itu, masuk jalur satu penangkapan dengan kapal yang berkapasitas 5 sampai 10 gross ton.

“Kemudian, 2 sampai 4 mil, itu kapal yang berkapasitas 15 sampai 20 GT (gross ton). Dan 4 sampai 12 mil itu batas wilayah operasinya 30 GT. Tapi di atas 12 mil berarti itu di atas 30 GT. Itu kewenangannya ada di pusat. Yang kita temukan itu kapal yang berkapasitas 50 GT,” jabarnya.

Sahlan menyatakan, kapal yang sementara diamankan ini karena beroperasi pada jarak di bawah 12 mil. Pahadal kapal berkapasitas 50 gross ton.

“Karena itu yang teman-teman (DKP) temukan di lapangan, sehingga diambil dokumennya untuk verifikasi. Tapi kalau kapal 30 GT itu bisa di bawah 12 mil,”terangnya.

Sahlan mengaskan, kapal dengan kapasitas 50 gross ton yang beroperasi di bawah 12 mil tersebut, telah melanggar ketentuan. Karena itu diberi sanksi administrasi.

“Sesuai Peraturan pemerintah nomor 31 terkait dengan pengawasan, itu diberi sanksi administrasi berupa teguran dan peringatan pertama, kedua dan ketiga. Tapi kalau masih melanggar berarti dokumennya ditahan,”pungkasnya. (gun).

Harga Komoditi Cengkeh, Pala dan Kakao di Sula Variatif

MODERATORSUA.COM, SANANA – Selain kopra, harga komoditi seperti cengkeh, jambu mente, biji pala dan kakao di beberapa toko di Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul) bervariasi.

Amatan Moderatorsua.com, diawal tahun ini, beberapa toko di Sula membeli dengan harga berbeda.

Di Toko Nita di Desa Fogi, komoditi Kakao dibeli dengan harga Rp 25.000 per kilogram, cengkeh kering Rp 118.000 per kilogram, jambu mente Rp 11.000 kilogram, biji pala Rp 45.000 per kilogram dan fuli pala Rp 150.000 per kilogram.

Sedangkan di Toko Yublina Karame di Desa Fatce, Kakao dibeli dengan harga Rp 24.000 per kilogram, cengkeh Rp 119.000 per kilogram, gagang cengkeh Rp 11.000 per kilogram, biji pala Rp 60.000 per kilogram dan fuli pala Rp 200.000 per kilogram.

Berbeda dengan Toko Nita dan Toko Yublina Karame, di Toko Berkat di Desa Fagudu, membeli komoditi kakao Rp 20.000 per kilogram, cengkeh Rp 118.000 per kilogram, Jambu mente Rp 11.000 per kilogram, biji pala Rp 40.000 kilogram dan fuli pala Rp 150.0000 per kilogram.

Di Toko Keke di Desa Fagudu,
Kakao dibeli dengan harga Rp 22.000 per kilogram, cengkeh Rp 117.000 per kilogram, Jambu Mente Rp 10.000 per kilogram, Biji Pala Rp 50.000 per kilogram dan fuli pala Rp 180.0000 per kilogram.

Sedangkan untuk komoditi Kopra, Toko Nita dibeli dengan harga Rp 5000 per kilogram, Toko Keke Rp. 5.500 per kilogram, di Toko Murni Rp 4.300 per kilogram, Toko UD Berkat Rp 5000 per kilogram, Toko Hj Ira, Rp 3.900 per kilogram dan Pak Muhidin (pembeli) dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram. (mg).

Ini Harga Komoditi Kopra di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Harga komoditi kopra di beberapa toko di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) bervariasi.

Amatan Moderatorsua.com, diawal tahun ini beberapa toko di Sula membeli kopra dengan harga berbeda.

Di Toko Nita, kopra dibeli dengan harga Rp 5000 per kilogram, Toko Keke Rp. 5.500 per kilogram, di Toko Murni Rp 4.300 per kilogram, Toko UD Berkat Rp 5000 per kilogram, Toko Hj Ira, Rp 3.900 per kilogram dan Pak Muhidin (pembeli) dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

Harga kopra ini cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diakui Haldun Umasugi, petani kopra asal Desa Kawata Kecamatan Mangoli Utara Timur, Kepulauan Sula.

Disebutkan, di tahun 2022 harga korpa mencapai Rp 7000 sampai Rp 10.500 per kilogram. Namun kini turun mulai Rp 5000 per kilogram sampai Rp 3.900 per kilogram.

“Baru saja saya jual di salah satu toko di Sanana pengambilan Rp 4.300 ribu per kilogram, katanya lagi turun,” kata Haldun Rabu (24/1/23).

Haldun mengaku, dengan harga kopra saat ini, para petani cukup merugi karena harga kopra didapat akan dibagi dengan pemilik kebun kelapa.

“Jujur kami sangat merasa rugi. Apalagi bagi hasil dengan pemilik kebun kelapa, karena saya hanya bekerja di kebun kelapanya,”tuturnya.

Haldun hanya bisa berharap, semoga harga kopra bisa naik kembali sepanjang tahun 2023.

“Kami para petani sangat berharap semoga di tahun 2023, harga kopra bisa naik lagi seperti tahun sebelumnya,”ujarnya. (mg).

Anak Mantan Imam dan Pembersih Jalan Raih Prestasi Gemilang

“Dibalik Prestasi gemilang, Nuraini menyimpan sejuta kisah sulit. Hampir tidak bisa mendaftar sebagai perserta PPL dan KKLI lantaran tak punya uang”, Laporan Moderatorsua.com, Sanana.

RASA haru bercampur sedih menyelimuti Nuraini Fatmona (22 tahun) di acara Wisuda STAI Babussalam Kepualauan Sula Maluku Utara, Selasa (24/01/23).

Gadis asal Desa Pohea Kecamatan Sanana Utara itu, menyelesaikan kuliahnya di STAI Babussalam Sula tepat empat tahun.

Cita-citanya menjadi mahasiswa terbaik terjuwud. Dari 17 peraih predikat Cumlaude, salah satunya adalah Nuraini, dengan nilai IPK 90,03 pada wisuda angkatan ke- IX STAI Babussalam Sula.

Namun dibalik prestasi gemilangnya, anak pasangan Nasbia Umasangaji dan Imin Fatmona ini, banyak lalui kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Cita-cita Nuraini untuk membanggakan ke dua orangnya sudah tertanam sejak kecil. Latar ekonomi kedua orang tua Nurani serba pas-pasan. Ibunya hanya petugas pembersih jalan di kawasan Kantor Bupati di Desa Pohea. Sedangkan ayahnya hanyalah seorang petani, dengan pekerjaan sampingan sebagai Imam Mesjid Pohea.

Praktis, untuk mewujudnya amatlah sulit. Terlebih ketika sang ayah tercinta meninggal dunia pada tahun 2011. Kala itu Nuraini kecil masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Pohea.

Semenjak kepergian sang ayah, tulang punggung keluarga beralih ke sang ibu dan kakaknya, Irwandi Kailul yang juga bekerja sebagai petugas kebersihan.

Di rumah beton yang belum rapih di Desa Pohea, Nuraini hidup bersama Ibunya dan dua kakak beradik.

“Saya hidup bersama Ibu, satu orang kakak laki-laki (Irwandi Kailul) dan satu adik perempuan,”katanya kepada ModeratorSua disela-sela acara Wisuda.

Di tengah kesempitan ekonomi keluarga, Ibu Naraini tetap mengutamakan pendidikan anaknya.

Nuraini pun tamat SD dan lanjut ke jenjang SMP Negeri 2 Sanana Utara, kemudian masuk SMK dan lulus pada tahun 2018.

Setelah lulus SMK, Nuraini hendak lanjut ke perguruan tinggi. Keinginan Nuraini itu nyaris terkubur mengingat profesi Ibunya yang hanya sebagai pembersih lajan.

“Saya sadar ekonomi keluarga saya tidak akan sanggup mebiayayi saya. Tapi dengan berat hati saya bilang pada ibu dan kakak saya bahwa saya ingin kuliah walaupun tidak sampai ke luar kota,”tuturnya.

Keinginan Nuraini dituruti sang ibu dan kakaknya dengan syarat: kuliah baik-baik sampai selesai.

“Iya, boleh daftar kuliah, asal kuliah baik-baik, kasiang mama ini cuma karja sapu jalan, kita ini tidak banyak uang,”pesan Ibu pada Nuraini.

Kendati sudah kuliah, Nuraini harus membagi waktunya urusan kampus dan pekerjaan ibunya. Di Waktu senggang, Nuraini kerap membantu pekerjaan ibunya memberisihkan jalan di kawasan kantor Bupati di Pohea.

“Melihat kondisi ibu saya yang makin hari makin tua, saya memutuskan untuk sebisa mungkin, tiap harinya meluangkan waktu untuk membantu ibu saya membersihkan halaman tempat ibu bekerja,”kisahnya.

Hari-hari sulit tampaknya belum berakhir. Himpitan ekonomi kembali dialami dipenghujung masa kuliah. Nuraini tak bisa mendaftar sebagai peserta PPL tahun 2021 dan KKLI tahun 2022 lantaran keterbatasan biaya.

“Namun itulah hidup, apapun kondisinya kita harus tetap berusaha dan berdoa, alhamdulillah Tuhan memberikan kemudahan dan saya bisa melalui itu semua,”paparnya.

Selama kurang lebih empat tahun bergelut di dunia kampus, Nuraini akhirnya bisa wisuda dengan prestasi yang membanggakan.

“Kalau ada rejeki saya ingni melanjutkan kuliah lagi, tapi kalau belum ada, ya saya harus mencari kerja untuk sedikit meringankan tanggung jawab ibu,”imbuhnya.

Nuraini berpesan kepada para generasi muda untuk tetap memiliki prisip dalam hidup. Dengan begitu pasti bisa lalui semua rintangan.

“Apapun yang kita alami hari ini, tetaplah melangkah dan jangan pernah menyerah, tetaplah rendah hati, hormati orang tua, karena tidak ada proses yang menghianati hasilnya,”pungkasnya. (mg).