Reses di 3 Kecamatan, Wa Ode Nurlina Komitmen Perjuangkan Masalah Pendidikan, Pertanian, dan UMKM

Menjalani reses masa persidangan ke-II, Anggota DPRD Kabupaten Pulau Taliabu, Wa Ode Nurlina, menyambangi tiga kecamatan dan menemukan berbagai permasalahan mendasar yang dikeluhkan masyarakat.

Wa Ode Nurlina memulai resesnya pada 9 Mei, kemudian dilanjutkan pada 27 Mei hingga terakhir pada 29 Mei 2025.

Tiga kecamatan yang ia sambangi di antaranya: Kecamatan Taliabu Barat di Desa Pancuran, Kecamatan Taliabu Selatan di Desa Bapenu, Kecamatan Taliabu Timur Selatan di Desa Wai Kadai.

Melalui pesan singkatnya, anggota DPRD perempuan itu menguraikan berbagai permasalahan di bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, dan UMKM.

Dari aspek pendidikan, Nurlina menemukan kekurangan guru SD, serta kekurangan guru Matematika dan Bahasa Inggris di tingkat SMP.
Tak hanya itu, ia juga menemukan sejumlah guru yang belum menerima dana daerah khusus (Dacil), sistem pendidikan yang carut-marut, serta adanya permintaan warga untuk mengganti dua kepala sekolah di tingkat SD dan SMP.

“Saya secara pribadi, khususnya di Komisi II, merencanakan selama 1 sampai 3 tahun ke depan untuk tetap memprioritaskan pengawasan terhadap infrastruktur dan mutu pendidikan di Taliabu,” ujar Wa Ode Nurlina, Sabtu (31/5/2025).

Foto bersama Anggota DPRD, Wa Ode Nurlina dengan warga Desa Bapenu.

Hal ini ia sampaikan lantaran pada tahun 2024, Komisi II DPRD Pulau Taliabu menemukan bahwa realisasi dana Dacil tidak sesuai prosedur.

“Misalnya, ada oknum guru yang hanya menitipkan data dapodik di sekolah penerima Dacil, namun guru tersebut tidak menjalankan tugasnya,” ungkapnya.

Bahkan, Nurlina menemukan dugaan pungutan liar (pungli) hingga puluhan juta rupiah saat proses pencairan Dacil. Karena itu, ia berkomitmen untuk mengawasi dan memberantas praktik tersebut.

“Pengawasan ini akan terus berlanjut hingga operator sekolah dan oknum yang mengatasnamakan Dinas Pendidikan tidak lagi meminta pungutan uang senilai Rp3,5 juta hingga Rp10 juta dari setiap guru,” pungkasnya.

Berikut 15 Poin Permasalahan dari Aspek Pendidikan, Kesehatan, dan Pertanian:

Bidang Pendidikan: 1. Penambahan Guru SD. 2. Penambahan Guru SMP (khusus Guru Matematika & Bahasa Inggris). 3. Dana Dacil yang belum dibayarkan. 4. Penggantian Kepala Sekolah SD & SMP. 5. Sistem pendidikan yang belum memadai

Bidang Pertanian: 1. Obat hama untuk petani kelapa (kopra). 2. Mesin pemotong rumput

Bidang UMKM: 1. Pelatihan anak muda di bidang teknik mesin/bengkel

Fasilitas Kesehatan, Infrastruktur, dan Telekomunikasi: 1. Gedung Pustu, fasilitas, obat-obatan, dan tenaga medis. 2. Penggantian Kepala Desa. 3. Pembangunan Kantor Desa. 4. Jaringan telekomunikasi. 5. Listrik. 6. Jalan

Penulis: Algajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator

Soal Utang, Herwisa: Sudah Lunas dan Tidak Ada Hubungan Dengan Kantor

HWS alias Herwisa, ASN Disnakertrans Provinsi Maluku Utara membantah tudingan tentang utang yang belum dilunasi, ia menyebut ihwal piutang tidak ada hubungan dengan instansi tempat kerjanya.

Menurutnya, pemberi pinjaman Nurbaya Umaternate telah memberi informasi tidak lengkap atas hal tersebut, bahkan ia sesali nama anggota Polda dibawa-bawa.

“Terkait utang-piutang dengan Nurbaya itu, saya sudah selesaikan di Ditreskrimsus Polda Maluku Utara karena saat itu Nurbaya ada di luar pulau, dan saya tegaskan tidak ada sangkut paut dengan Pak Narjo sebagaimana diberitakan itu,” kata Herwisa, Sabtu (3/5/2025).

Ia mengakui meminta pinjaman ke Nurbaya Umaternate pada Desember 2024, namun uang tersebut digunakan untuk kebutuhan pribadinya.

“Dan soal utang itu juga tidak ada hubungannya dengan pekerjaan di kantor, itu pinjaman pribadi atas nama saya, sekali lagi tidak ada hubungannya dengan kantor maupun atasan saya,” tegasnya.

Saat ditanya soal gangguan psikis anak, Herwisa membenarkan hal tersebut, bahwa setelah pemberian pinjaman mengirim pesan singkat pada akun anaknya, kondisi buah hatinya mulai tidak stabil.

“Tapi soal anak, tetap saya lanjutkan laporan, karena anak saya punya rekam medis tentang psikologi, karena akibat dari chat yang dia kirim ke anak saya kondisinya mulai kumat lagi, dia scroll postingan dan melihat beberapa postingan tentang utang di Facebook, disitu kondisinya drop lagi. Jadi tetap saya lapor masalah anak,” terangnya.

Saya juga bilang dan mohon-mohon ke Nurbaya, cukup dia membuat malu saya di publik tapi jangan hubungkan masalah ini ke anak saya,” tambah Herwisa mengakhiri.

Penulis: Algajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator