Ternate – Wali Kota Ternate, Muhammad Tauhid Soleman, memimpin apel gabungan sekaligus kegiatan Halal Bihalal bersama jajaran Pemerintah Kota Ternate, Selasa (8/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota memaparkan langkah penanganan bencana alam yang terjadi di sejumlah titik di Kota Ternate sejak bulan Ramadan. Ia menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam merespons dampak bencana dan memastikan pelayanan publik tetap berjalan optimal.
Apel dan Halal Bihalal yang digelar usai Idul Fitri ini, juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antar perangkat daerah dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang.
“Kita tau persis, memang produksi sampah di kota saat Ramadhan maupun pasca masih banyak, tapi alhmdulillah kerjasama yang kita bangun, termasuk beberapa armada yang kita distribusi ke kecamatan telah berjalan sebagaimana harapan kita,” kata Tauhid Soleman dalam pidatonya.
“Bahkan disaat kita berada pada malam takbiran, beberapa tempat mengalami bencana di daerah Hiri, Gambesi, Sasa, Jambula, Kastela dan yang terakhir adalah daerah Moti,” sambung Wali Kota.
Ia mengaku, aktivitas pemerintah kota dalam menangani bencana alam, dipantau langsung oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Karena itu Tauhid memastikan akan benahi semua titik bencana secara bertahap.
“Alhamdulillah sampai saat ini penanganan tersebut tetap berjalan, kita sudah selesai menangani yang ada di Kelurahan Rua karena itu cukup berbahaya, kemudian di Kastela dan Jambula belakang, mungkin dalam satu dua hari ini atau besok pekerjaan penanganan tersebut sudah selesai,” ujarnya
Untuk meminimalisir potensi bencana banjir susulan saat turun hujan, Tauhid menyampaikan saat ini pemerintah tengah melakukan normalisasi aliran sungai di Kelurahan Gambesi.
“Bahkan BPD sudah mengarah untuk membersihkan tempat bencana yang ada di Gambesi, saat ini sedangkan dikerjakan barangkanya (aliran sungai) mudah-mudahan dalam waktu dekat akan selesai, sehingga memberi rasa aman bagi masyarakat kita di daerah tersebut,” terangnya.
Meski demikian, Tauhid mengaku penanganan bencana di Pulau Hiri mendapat tantangan tertentu, hal itu terjadi lantaran belum ada kapal untuk membawa alat berat di lokasi terjadinya longsor.
“Khusus untuk daerah Hiri memang kita masih mengalami kendala karena menunggu Landing Craft Transport (LCT) yang nanti mengarah ke Ternate, Insyaallah setelah selesai pekerjaan, mungkin satu dua hari kita akan segera mengarahkan alat berat kita ke daerah Hiri untuk penanganan, yang terakhir di Pulau Moti khususnya di Tafaga,” pungkasnya.
Penulis: Algajali Fataruba
Editor: Redaksi Moderator