Koalisi 9 Bintang di Ternate Kecam Sikap PB PMII

MODERATORSUA.COM, TERNATE – Sejumlah Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Ternate kembali merefleksikan Hari sumpah pemuda, Minggu, 29 Oktober 2023.

Mereka mengatasnamakan “Koalisi 9 Bintang Melawan” itu tergabung dari Komisariat 45, Komisariat Stikip Kie Raha, Komisariat Bung Karno, Komisariat IAIN, Rayon FKIP, Rayon Ekonomi dan Rayon Pertanian menggelar aksi refleksi sumpah pemuda pada minggu, 29 Oktober 2023.

Ada beberapa hal ini disoroti dalam dari hari refleksi tersebut diantaranya: sikap politik Pengurus PB PMII dan masalah pertambangan di Maluku Utara.

Kordinator Koalisi, Rian Sula dalam orasinya menegaskan menolak dukungan politik PB PMII kepada Cawapres pasangan Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Menurutnya, sikap politik PB PMII tersebut sudah salah salah jalur karena tidak lagi independen.

“PB PMII telah mencederai citra diri PMII berupa sikap independen. PMII adalah organisasi mahasiswa yang independen. Ini dibuktikan dengan Musyawarah Nasional (Munas) di Munarjati Malang pada tahun 1972. Atas dasar ini, PMII tidak lagi terikat secara struktural dengan kekuatan politik manapun termasuk Nahdatul Ulama (NU)”. Ujar Rian sula.

“Berangkat dari sejarah itu, seharusnya ini menjadi pembelajaran serta evaluasi bagi seluruh anggota maupun kader terutama PB PMII, agar tetap mempertahankan sikap politik yang independen,” tegasnya.

Usai mengkritisi sikap PB PMII, Rian juga menyuarakan terkait pertambangan di Provinsi Maluku Utara

Ia berasumsi dampak negatif pertambangan di Maluku Utara cukup masif bagi keberlangsungan hidup masa mendatang.

“Mulai dari sektor lingkungan, perampasan ruang hidup dan pencaplokan tanah adat. Selebihnya juga mempengaruhi pada sektor pendidikan,” beber Rian mengakhiri orasinya.

Penulis: Risal Sadoki
Editor: Gunawan Tidore

Desa Fagudu Rangking 1 IDM 2023 di Sula, Ini Peringkat se-Kecamatan Sanana

MODERATORSUA.COM, SANANA – Desa Fagudu keluar sebagai rangking 1 pada Pemutahiran Index Desa Membangun (IDM) Kabupaten Kepulauan tahun 2023.

Dikutip dari laman resmi idmkemendes.go.id, Desa Fagudu ditetapkan sebagai salah satu desa paling maju dari 78 di Kabupaten Kepulauan Sula dengan nilai 0.7551.

Nilai di atas merupakan akumulasi 3 indikator utama diantaranya, Index Ketahanan Sosial (IKS 33,1% ), Index Ketahanan Ekonomi (IKE 33,1%), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL 32,4%).

Berikut peringkat status dan nilai Index Desa Membangun (IDM) 11 desa di Kecamatan Sanana.

  1. Desa Fagudu IDM Maju nilai IDM 0.7551
  2. Desa Falahu IDM Maju nilai IDM 0.7229
  3. Desa Fatcei IDM Berkembang, nilai IDM 0.6962
  4. Desa Wailau IDM Berkembang, nilai IDM 0.6919
  5. Desa Fogi IDM Berkembang nilai IDM 0.6875
  6. Desa Pastina IDM Berkembang nilai IDM 0.6865
  7. Desa Mangon IDM Berkembang nilai IDM 0.6767
  8. Desa Wai Ipa IDM Berkembang, nilai IDM 0.6657
  9. Desa Waihama IDM Berkembang nilai IDM 0.6460
  10. Desa Waibau IDM Berkembang nilai IDM 0.6217
  11. Desa Umaloya IDM Tertinggal nilai IDM 0.5771

Sumber: https://idm.kemendesa.go.id/rekomendasi
Penulis: Gajali Fataruba

Target Rekor Muri, Event FTW 2023 di Sula Tampil Beda

MODERATORSUA.COM, SANANA – Untuk kali kedua Event Festival Tanjung Waka (FTW) dalam kepemimpinan Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus akan digelar. Event bersekala nasional ini bertemakan: Eko Event Festival Tanjung Waka tahun 2023.

Event festival pertama pada tahun 2022 lalu, cukup membanggakan. Pasalnya, gelaran perdana itu masuk dalam 10 besar dari ribuan Event Destinasi Pariwisata tingkat nasional di seluruh Indonesia.

Ketua Panitia Festival Tanjung Waka 2023, Syahjuan Fatgehipon menyampaikan, ada beberapa item kegiatan menarik yang tidak ada pada gelaran sebelumnya dan akan disajikan kali ini.

Pertama, pemberdayaan masyarakat lokal tempatan melalui kendaraan roda dua di lokasi festival. Kedua, pertunjukan simbolis 200 unit perahu nelayan.

“Semua kendaraan akan parkir di luar gerbang festival. Kecuali Bupati, Wakil Bupati dan tamu istimewa lainnya. Untuk aktivitas lalu-lalang pengunjung di lokasi festival, akan dilayani ojeg yang notabene warga tempatan. Mereka akan diberi tanda stiker, kemudian atraksi perahu nelayan,” kata Syahjuan pada Moderatorsua.com, Senin (23/10/23).

Selain itu, dari aspek kebudayaan dan pameran kuliner, Panitia bakal selenggarakan “Kia Kub” atau Makan Bersama turut digaungkan dalam festival.

“Kia kub ini sebagai simbol persaudaraan kita di Sula. Untuk panjang kia kub ini sekitar 30 meter. Makanan-makanan khas akan kita sajikan,” jelasnya.

Terakhir, digelar aksi bersih-bersih sampah plastik di pantai semua desa di Kabupaten Kepulauan Sula secara serentak. Aksi ini ditargetkan mendapat penghargaan rekor muri.

“Jadi, tiap-tiap desa akan melakukan hal yang sama dalam satu hari. Aksi ini ditargetkan untuk mendapat rekor muri,”paparnya.

Menurut Syahjuan, aksi tersebut merupakan tindaklanjuti dari deklarasi Sula bebas sampah plastik 2024 yang disampaikan Bupati pada festival sebelumnya. “Iya, itu tindaklanjuti dari deklarasi pada festival sebelumnya,” tutupnya.

Penulis: Gunawan Tidore

Serap Aspirasi Rakyat di Desa Waitamua, Ini Yang Diusulkan Warga

MODERATORSUA.COM, SANANA – Gelar reses hari ke dua di Desa Waitamua, Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Safi Pauwah diminta perjuangkan salah satu rumah ibadah yang rehab secara swadaya.

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Waitamua Kecamatan Sulabesi Selatan itu, dihadiri Pemerintah Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama serta pemuda.

Saat memberi sambutan, Safi Pauwah mengingatkan pentingnya reses bagi masyarakat, hal itu ia sampaikan untuk memotivasi masyarakat agar serius menyampaikan hal penting yang menjadi kebutuhan umum.

“Reses ini adalah media resmi setiap anggota DPRD untuk menggali aspirasi masyarakat, yang akan kami sampaikan kepada pihak eksekutif,” kata Safi Pauwah dalam sambutannya, Jumat (20/10/2023)

Selain itu, Anggota DPRD yang juga Ketua DPD PAN Kepulauan Sula tersebut juga memberikan edukasi politik kepada peserta reses. Menurutnya, edukasi politik akan mencerdaskan masyarakat dalam menentukan pilihan pada pesta demokrasi di masa mendatang.

“Sebentar lagi, kita akan memasuki Musim Politik, yang akan mencakup Pemilihan Legislatif (Pileg), Pemilihan Presiden (Pilpres), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Oleh karena itu, sebagai Ketua Partai di Sula, saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat Sula. Kita harus memilih pemimpin yang mampu mendorong kemajuan Kabupaten Sula dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Usai membuka reses, Safi Pauwah pun memberi kesempatan Masyarakat Desa Waitamua untuk menyampaikan kebutuhan di desanya.

Salah satu usulan datang dari tokoh pemuda, yang meminta Wakil Bupati periode 2010 itu, untuk memperjuangkan anggaran rehab salah satu Masjid.

“Kami sangat berterima kasih atas kunjungan reses di desa kami, sebagai masyarakat kami memohon bantuan dan dukungan agar dapat melihat masjid yang saat ini sedang diperbaiki oleh masyarakat dengan usaha swadaya,” pinta tokoh Pemuda Desa Waitamua Risman Panigfat.

Sebagai komitmen diakhir masa kerjanya sebagai DPRD provinsi, Safi akan memperjuangkan alokasi anggaran untuk perbaikan masjid tersebut.

Selain itu, Safi juga memberikan bantuan secara pribadi agar memudahkan masyarakat dalam mengganti kerusakan masjid untuk sementara waktu.

Penulis: Gajali Fataruba

Sebut ‘Kuda Cuki’ dan Dugaan Pungli, Oknum Dosen FKIP Unkhair, Didemo Mahasiswa

MODERATORSUA.COM, TERNATE – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sekolah Dasar (HIMA-PGSD) dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FKIP) Universitas Khairun Ternate (UNKHAIR) menggelar aksi demontrasi, atas dugaan pungli dan pelanggaran kode etik oknum dosen, Kamis (19/10/2023).

Massa aksi menuntut oknum Dosen tersebut diberhentikan dari kampus, usai mencaci maki mahasiswa pada jam belajar.

Dalam keterangan tertulis massa aksi menyebut, pada Jumat (13/10) oknum dosen tersebut memaksakan untuk memberi kuliah di ruangan 26 yang jelas-jelas sedang berlangsung proses perkuliahan mahasiswa semester V.

Tak terima ditolak mahasiswa, oknum dosen WU lantas mengatakan “kuda cuki” (istilah kotor di Maluku Utara) terhadap mahasiswa dan seorang dosen saat sedang mengajar di ruangan tersebut.

“Oknum dosen itu sudah dua kali melakukan hal yang sama. Sehingga ini harus ada penegasan dari pihak fakultas. Karena selain mengeluarkan kata-kata kotor, dosen ini juga melakukan pungutan liar (pungli) di sejumlah mahasiswa PGSD berupa penjualan buku yang sampai hari ini tidak ada kepastiannya” beber Koordinator aksi Jose Fernando Hape saat berorasi.

Atas perbuatannya, Presiden BEM FKIP Iskandar Din meminta WU tidak diperbolehkan mengajar di FKIP.

“Minimal dalam proses penyelesaian masalah ini oknum dosen tersebut tidak boleh melakukan aktivitas mengajar di PGSD selama belum ada titik terang” pinta Iskandar Din saat diwawancarai.

Sementara itu pihak kampus meminta massa aksi bersabar dan berjanji akan menyelesaikan persoalan tersebut.

“Serahkan saja masalah ini pada kami sebagai pimpinan fakultas. Kami akan mengupayakan untuk melakukan yang terbaik. Kami akan mengkaji lewat statuta Unkhair dan pedoman akademik, barulah kami bisa memutuskan hal ini. Nanti kami akan menyampaikan pada mahasiswa terkait dengan keputusannya. ujar Dekan FKIP, Abdu Mas’ud saat hearing berlangsung.

Menanggapi tudingan mahasiswa, WU mengklarifikasi, kata-kata yang ia sampaikan hanya refleks spontan yang tidak disengaja.

“Soal bahasa yang tidak manusiawi, itu adalah istilah saya ketika marah makanya hal itu perlu di pahami oleh mahasiswa PGSD. Selain itu, saya minta pada kalian (masa aksi) terkait data soal pungli, biar di cocokan dengan catatan saya agar kalian (masa aksi) tidak salah paham, sehingga ini pun tidak terjadi dusta di antara kita,” pungkasnya.

Penulis: Risal
Editor: Gajali Fataruba