MODERATORSUA.COM, SANANA – Proyek Bantuan Rumah Swadaya (BRS) tahun 2022 di Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul), gagal dibangun tuntas.
Sebanyak 139 unit rumah bantuan yang tersebar di 8 desa, di Sula belum 100 persen dibangun. Padahal anggarannya sudah 100 persen terealisasi.
Amanatan Moderatorsua.com, ada dua unit BRS di Desa Fuata Kecamatan Sulabesi Tengah, yang beton batakonya belum kelar dipasang.
Lantaran tidak selesai dibangun, ada sebagian penerima bantuan gunakan uang pribadi, untuk selesaikan proyek tersebut.
Salah seorang penerima bantuan rumah di Desa Fuata Kecamatan Sulabesi Selatan, mengaku sangat kecewa dengan proyek tersebut. Pasalnya, dirinya harus mengocek kantong pribadi untuk selesaikan rumah bantuan itu.
“Saya sudah pakai uang pribadi saya untuk bikin rumah ini. Tentunya kita kecewa dengan proyek ini. Bukannya membantu rakyat, malah bikin tambah susah rakyat,”kata penerima rumah bantuan yang enggan namanya disebutkan, Minggu (05/02/23).
Informasi yang diperoleh media ini, ratusan rumah bantuan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) di 8 desa itu, bahkan ada yang belum dibangun sama sekali.
Baca juga: Ayo Pakai Puluhan Twibbon Gratis Hari Pers Nasional 2023
Ke 8 desa tersebut yakni Desa Waihama, Umaloya Kecamatan Sanana, Desa Waiman, Desa Fat Iba Kecamatan sulabesi Tengah, Desa Nahi Kecamatan Sulabesi Barat, Desa Fuata Kecamatan Sulabesi Tengah, Desa Mangoli dan Desa Jere Kecamatan Mangoli Tengah.
Ihwal ini diakui salah seorang mantan pejabat di Dinas Perumahakan dan Permukiman (Perkim) Sula. Dikatakan, anggaran proyek tersebut sudah cair 100 persen, namun bangunan fisik belum rampung 100 persen .
“Sudah cair 100 persen, tapi tidak sesuai dengan pelaksanaan di lapangan. Samua desa belum ada yang selesai. Sedangkan uang sudah cair 100 persen,”ungkapnya.
Bahkan, kata dia, di salah satu desa belum dibangun sama sekali.
“Ada juga belum di bangun sama sekali,”bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkim Sula, Rahmat Fataruba dikonfirmasi terkait masalah tersebut namun tidak direspon.
Sebelumnya, Ismail Soamole, mantan Kepala Dinas Perkim Sula menyatakan, proyek BRS tersebut, 103 unit melalui DAK sedangkan 36 unit lainnya bersumber dari DAU.
“Desa yang mendapat DAK yakni Waihama 17 unit, Umaloya 18 unit, Waiman 17 unit, Fat Iba 17 unit, Desa Jere 17 unit, Mangoli 17 unit. Sedangkan dari DAK yakni Desa Nahi 16 unit dan Fuata 20 unit,”katanya baru-baru ini.
Ismail bilang, Masing-masing unit rumah, besaran anggarannya Rp 50 juta baik DAK maupun DAU. Artinya, total anggarannya kurang lebih Rp 6,9 miliar untuk proyek BRS.
“Rinciannya tiap rumah mendapat bantuan Rp 50 juta baik DAU maupun DAK,”ujarnya. (gun)