Harga Komoditi Cengkeh, Pala dan Kakao di Sula Variatif

MODERATORSUA.COM, SANANA – Selain kopra, harga komoditi seperti cengkeh, jambu mente, biji pala dan kakao di beberapa toko di Kabupaten Kepualauan Sula (Kepsul) bervariasi.

Amatan Moderatorsua.com, diawal tahun ini, beberapa toko di Sula membeli dengan harga berbeda.

Di Toko Nita di Desa Fogi, komoditi Kakao dibeli dengan harga Rp 25.000 per kilogram, cengkeh kering Rp 118.000 per kilogram, jambu mente Rp 11.000 kilogram, biji pala Rp 45.000 per kilogram dan fuli pala Rp 150.000 per kilogram.

Sedangkan di Toko Yublina Karame di Desa Fatce, Kakao dibeli dengan harga Rp 24.000 per kilogram, cengkeh Rp 119.000 per kilogram, gagang cengkeh Rp 11.000 per kilogram, biji pala Rp 60.000 per kilogram dan fuli pala Rp 200.000 per kilogram.

Berbeda dengan Toko Nita dan Toko Yublina Karame, di Toko Berkat di Desa Fagudu, membeli komoditi kakao Rp 20.000 per kilogram, cengkeh Rp 118.000 per kilogram, Jambu mente Rp 11.000 per kilogram, biji pala Rp 40.000 kilogram dan fuli pala Rp 150.0000 per kilogram.

Di Toko Keke di Desa Fagudu,
Kakao dibeli dengan harga Rp 22.000 per kilogram, cengkeh Rp 117.000 per kilogram, Jambu Mente Rp 10.000 per kilogram, Biji Pala Rp 50.000 per kilogram dan fuli pala Rp 180.0000 per kilogram.

Sedangkan untuk komoditi Kopra, Toko Nita dibeli dengan harga Rp 5000 per kilogram, Toko Keke Rp. 5.500 per kilogram, di Toko Murni Rp 4.300 per kilogram, Toko UD Berkat Rp 5000 per kilogram, Toko Hj Ira, Rp 3.900 per kilogram dan Pak Muhidin (pembeli) dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram. (mg).

Ini Harga Komoditi Kopra di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Harga komoditi kopra di beberapa toko di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) bervariasi.

Amatan Moderatorsua.com, diawal tahun ini beberapa toko di Sula membeli kopra dengan harga berbeda.

Di Toko Nita, kopra dibeli dengan harga Rp 5000 per kilogram, Toko Keke Rp. 5.500 per kilogram, di Toko Murni Rp 4.300 per kilogram, Toko UD Berkat Rp 5000 per kilogram, Toko Hj Ira, Rp 3.900 per kilogram dan Pak Muhidin (pembeli) dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

Harga kopra ini cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diakui Haldun Umasugi, petani kopra asal Desa Kawata Kecamatan Mangoli Utara Timur, Kepulauan Sula.

Disebutkan, di tahun 2022 harga korpa mencapai Rp 7000 sampai Rp 10.500 per kilogram. Namun kini turun mulai Rp 5000 per kilogram sampai Rp 3.900 per kilogram.

“Baru saja saya jual di salah satu toko di Sanana pengambilan Rp 4.300 ribu per kilogram, katanya lagi turun,” kata Haldun Rabu (24/1/23).

Haldun mengaku, dengan harga kopra saat ini, para petani cukup merugi karena harga kopra didapat akan dibagi dengan pemilik kebun kelapa.

“Jujur kami sangat merasa rugi. Apalagi bagi hasil dengan pemilik kebun kelapa, karena saya hanya bekerja di kebun kelapanya,”tuturnya.

Haldun hanya bisa berharap, semoga harga kopra bisa naik kembali sepanjang tahun 2023.

“Kami para petani sangat berharap semoga di tahun 2023, harga kopra bisa naik lagi seperti tahun sebelumnya,”ujarnya. (mg).

Anak Mantan Imam dan Pembersih Jalan Raih Prestasi Gemilang

“Dibalik Prestasi gemilang, Nuraini menyimpan sejuta kisah sulit. Hampir tidak bisa mendaftar sebagai perserta PPL dan KKLI lantaran tak punya uang”, Laporan Moderatorsua.com, Sanana.

RASA haru bercampur sedih menyelimuti Nuraini Fatmona (22 tahun) di acara Wisuda STAI Babussalam Kepualauan Sula Maluku Utara, Selasa (24/01/23).

Gadis asal Desa Pohea Kecamatan Sanana Utara itu, menyelesaikan kuliahnya di STAI Babussalam Sula tepat empat tahun.

Cita-citanya menjadi mahasiswa terbaik terjuwud. Dari 17 peraih predikat Cumlaude, salah satunya adalah Nuraini, dengan nilai IPK 90,03 pada wisuda angkatan ke- IX STAI Babussalam Sula.

Namun dibalik prestasi gemilangnya, anak pasangan Nasbia Umasangaji dan Imin Fatmona ini, banyak lalui kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Cita-cita Nuraini untuk membanggakan ke dua orangnya sudah tertanam sejak kecil. Latar ekonomi kedua orang tua Nurani serba pas-pasan. Ibunya hanya petugas pembersih jalan di kawasan Kantor Bupati di Desa Pohea. Sedangkan ayahnya hanyalah seorang petani, dengan pekerjaan sampingan sebagai Imam Mesjid Pohea.

Praktis, untuk mewujudnya amatlah sulit. Terlebih ketika sang ayah tercinta meninggal dunia pada tahun 2011. Kala itu Nuraini kecil masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Pohea.

Semenjak kepergian sang ayah, tulang punggung keluarga beralih ke sang ibu dan kakaknya, Irwandi Kailul yang juga bekerja sebagai petugas kebersihan.

Di rumah beton yang belum rapih di Desa Pohea, Nuraini hidup bersama Ibunya dan dua kakak beradik.

“Saya hidup bersama Ibu, satu orang kakak laki-laki (Irwandi Kailul) dan satu adik perempuan,”katanya kepada ModeratorSua disela-sela acara Wisuda.

Di tengah kesempitan ekonomi keluarga, Ibu Naraini tetap mengutamakan pendidikan anaknya.

Nuraini pun tamat SD dan lanjut ke jenjang SMP Negeri 2 Sanana Utara, kemudian masuk SMK dan lulus pada tahun 2018.

Setelah lulus SMK, Nuraini hendak lanjut ke perguruan tinggi. Keinginan Nuraini itu nyaris terkubur mengingat profesi Ibunya yang hanya sebagai pembersih lajan.

“Saya sadar ekonomi keluarga saya tidak akan sanggup mebiayayi saya. Tapi dengan berat hati saya bilang pada ibu dan kakak saya bahwa saya ingin kuliah walaupun tidak sampai ke luar kota,”tuturnya.

Keinginan Nuraini dituruti sang ibu dan kakaknya dengan syarat: kuliah baik-baik sampai selesai.

“Iya, boleh daftar kuliah, asal kuliah baik-baik, kasiang mama ini cuma karja sapu jalan, kita ini tidak banyak uang,”pesan Ibu pada Nuraini.

Kendati sudah kuliah, Nuraini harus membagi waktunya urusan kampus dan pekerjaan ibunya. Di Waktu senggang, Nuraini kerap membantu pekerjaan ibunya memberisihkan jalan di kawasan kantor Bupati di Pohea.

“Melihat kondisi ibu saya yang makin hari makin tua, saya memutuskan untuk sebisa mungkin, tiap harinya meluangkan waktu untuk membantu ibu saya membersihkan halaman tempat ibu bekerja,”kisahnya.

Hari-hari sulit tampaknya belum berakhir. Himpitan ekonomi kembali dialami dipenghujung masa kuliah. Nuraini tak bisa mendaftar sebagai peserta PPL tahun 2021 dan KKLI tahun 2022 lantaran keterbatasan biaya.

“Namun itulah hidup, apapun kondisinya kita harus tetap berusaha dan berdoa, alhamdulillah Tuhan memberikan kemudahan dan saya bisa melalui itu semua,”paparnya.

Selama kurang lebih empat tahun bergelut di dunia kampus, Nuraini akhirnya bisa wisuda dengan prestasi yang membanggakan.

“Kalau ada rejeki saya ingni melanjutkan kuliah lagi, tapi kalau belum ada, ya saya harus mencari kerja untuk sedikit meringankan tanggung jawab ibu,”imbuhnya.

Nuraini berpesan kepada para generasi muda untuk tetap memiliki prisip dalam hidup. Dengan begitu pasti bisa lalui semua rintangan.

“Apapun yang kita alami hari ini, tetaplah melangkah dan jangan pernah menyerah, tetaplah rendah hati, hormati orang tua, karena tidak ada proses yang menghianati hasilnya,”pungkasnya. (mg).

Maju Caleg di Dapil V Provinsi, Malik : Saya Menerima Tugas di Dapil Sula-Taliabu

MODERATORSUA.COM, SANANA – Abdul Malik Sillia (Aksi) telah memantapkan diri maju Pemilihan Legeslatif (Pileg) 2024 mendatang di Daerah Pemilihan (Dapil) V Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu.

Sikap Aksi menerima tugas dari Dapil I Kota Ternate dan Halmahera Barat ke Dapil V bukan tanpa alasan.

Sebagai putra Sula, Aksi berniat mendorong kebutuhan masyarakat Sula hingga terjawab bersama teman-teman sesama Dapil ketika terpilih nantinya.

“Saat ini saya masih aktif sebagai wakil rakyat di Dapil I. Tetapi saya tetap bersama teman-teman Dapil V untuk mendorong kebutuhan masyarakat,”kata Malik usai menghadiri acara Wisuda di STAI Babussalam Kepulauan Sula, Selasa (24/01/23).

Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maluku Utara ini juga menyentil kehadirannya di acara Wisuda STAI Babussalam.

“Yang pertama, saya menghadiri undangan kampus. Dan berikut kita sama-sama mendengar capaian-capaian Kampus selama berdiri. Kalau ada yang masih dibutuhkan, ya mari sama-sama kita dorong. Karena saya anggap wisuda kali ini adalah mementum kembangkitan orang-orang terdidik,”katanya. (gun).

Karena Ini, Perwakilan Kopertais Capek Hadiri Wisuda STAI Babussalam Sula

ModeratorSua.com, Sanana – Perwakilan Kopertais Wilayah VIII, merasa capek hadiri wisuda di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, karena hal ini.

Hal itu disampaikan Sekretaris Kopertais Wilayah VIII Sulawesi, Maluku dan Papua, Dr. M. Nur Taufiq, ketika memberi sambutan saat menghadiri wisuda angkatan ke IX STAI Babussalam Sula Maluku Utara. Selasa, (24/01/2023).

Dalam sambutan singkatnya, M. Nur Taufiq manyampaikan. Paling sedikit, dia telah menghadiri wisuda di STAI Babussalam Sula sebanyak 3 kali.

“Saya tidak banyak-banyak, tapi sudah tiga kali datang mewakili Kopertais Wilayah VIII untuk wisuda mahasiswa STAI Babussalam Sula, dan sebenarnya saya sudah capek,” keluhnya.

Ungkapan capek dari sekretaris kopertais wilayah VIII itu, disampaikan untuk memotivasi petinggi STAI Babussalam Sula dan Pemerintah Daerah Kepulauan Sula, agar berkolaborasi untuk meningkatan status sekolah tinggi berubah menjadi Institut.

Menanggapi hal itu, Ketua STAI Babussalam Sula, Sahrul Takim ketika diwawancarai ModeratorSua.com, menyampaikan. Pihaknya terkendala syarat sumberdaya manusia.

“Untuk perubahan status STAI ke Institut, kita membutuhkan 4 doktor dan penambahan 3 program studi. Untuk program studi kita sedang usulkan,” tegas Sahrul.

Ketua STAI yang juga mantan Ketua Umum HMI Cabang Sanana itu, menjelaskan. Sebanyak dua sumberdaya manusia di STAI saat ini tengah mengikuti program doktoral.

“Kita belum punya doktor, yang ada ini pun doktor pinjam pakai dari kampus lain. Sementara sumberdaya kita yang Ikut program doktor ada dua orang,” tutupnya (Jali)

BPK Temukan Kejanggalan Pembayaran Gaji ASN di Sula

MODERATORSUA.COM, SANANA – Ini menjadi catatan bagi pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul).

Bagaimana tidak, terjadi kesalahan pembayaran gaji di tiga Instansi di Kepsul. Hal tersebut disebabkan karena belum ada pemutahiran data pegawai.

Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI Maluku Utara mencatat, ada tiga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah memasuki batas masa pensiun, namun masih dicairkan gajinya.

Ke tiga orang itu, tersebar di RSUD Sanana inisial SM, MU, dan HP di Dinas Pendidikan Kepulauan Sula.

Sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, tercatat SM terhitung pensiun mulai tanggal 1 Februari 2021, namun masih menerima pembayaran gaji bulan Februari dan Maret 2021 sebesar Rp 10.924.000,00 yang tidak tercatat dalam SKPP.

Sedangkan MU, terhitung pensiun mulai tanggal 1 Desember 2021, namun masih menerima pembayaran gaji pada bulan Desember 2021 sebesar Rp5.865.700,00.

Terakhir HP, terhitung pensiun mulai tanggal 1 Juli 2021, namun masih menerima pembayaran gaji pada bulan September dan Oktober 2021 sebesar Rp 10.815.000,00.

Selain di RSUD dan Dinas Pendidikan, ditemukan juga seorang ASN di Dinas Pertanian inisial SA yang terima gaji, padahal yang bersangkutan tercatat tidak berkantor kurang lebih satu tahun, yakni sejak tahun 2019 sampai Desember 2021. Namun, dari hasil pemeriksaan BPK, ditemukan ada pencairan gaji pegawai tersebut pada bulan September-Desember 2021 sebesar Rp 13.087.200,00.

Praktis, hal itu tidak sesuai dengan Pasal 4 huruf f, Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS.

Secara total, nilai pencairan gaji terhadap empat ASN tersebut kurang lebih Rp 40 juta lebih.

BPK menyebutkan, masalah itu disebabkan karena Direktur RSUD dan Kepala Dinas Pendidikan belum memutakhirkan data pegawai secara tepat waktu.

“Bendahara gaji OPD kurang cermat melakukan verifikasi daftar pembayaran gaji OPD dengan data pegawai yang sesuai dan Dinas Pertanian kurang optimal dalam melakukan pengawasan pengelolaan pegawai,”catatan LHP BPK RI Maluku Utara tahun anggaran 2021.

Sementara itu, Pemda Sula melalui Direktur RSUD Sanana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Pertanian menyatakan akan melakukan perbaikan atas masalah tersebut. (gun).

Partai Pendatang Baru Siap Rebut Kusri Parlemen

MODERATORSUA.COM, SANANA – Empat Partai politik pendatang baru siap berkompetisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul).

Ke empat Parpol itu yakni Partai Ummat, Partai Kebangkita Nusantara (PKN), Partai Gelora dan Partai Buruh.

Mereka optimis bakal mengisi kursi parlemen. Partai Ummat misalnya, mereka targetkan 3 kurisi di DPRD Kepulauan Sula, dan 1 kursi di tingkat Provinsi pada Pileg 2024 mendatang.

“Insha Allah, target awal untuk kabupaten 3 kursi dan provinsi 1 kursi,”kata Wakil Ketua DPD II Partai Ummat Sula, Drs. Ridwan Umanailo, M.si, Selasa (24/01/23).

Optimisme Partai asuhan Ridho Rahmadi ini, disusul kepengurusan partai di tingkat kabupaten dan kecamatan di Sula yang hampir rampung.

“Kami target 3 kursi pada Pileg 2024 nanti. Pengurus di tingkat Kabupaten khususnya di Sula sudah lengkap. Di tingkat Kecamatan tersisa dua, yakni Kecamatan Sulabesi Barat dan Kecamatan Sulabesi Selatan,”jelasnya.

Saat ini, kata Ridwan, komposisi Bakal Calon Legeslatif (Caleg) juga sudah hampir rampung.

“Alhamdulilla untuk caleg rampung, dan dalam bentuk sementara karena pendaftaran tanggal 1 Mei sampai 14 Mei 2023,”tutupnya. (gun).

Ini Wisudawan Cumlaude di STAI Babussalam Sula

ModeratorSua.com, Sanana – Yudisium kelulusan ratusan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, dilanjutkan pengumuman nama-nama peserta wisuda dengan predikat cumlaude.

Acara yang digelar secara terbuka di halaman kampus itu, diikuti 163 mahasiswa. 17 diantaranya adalah lulusan terbaik dengan nilai tertinggi. Senin, (23/01/2023).

Dari 163 mahasiswa, terbagi atas 73 peserta Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, 31 peserta Program Studi Pendidikan Agama Islam, 35 peserta Program Studi Hukum Keluarga, dan 24 peserta dari Program Studi Hukum Ekonomi Syariah.

Berikut daftar wisudawan dan wisudawati terbaik atau lulusan dengan predikat cumlaude, di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara tahun 2023.

  1. Mustahar Musrif, SH (IPK 96,00)
  2. Moh. Kasim Umasangadji, SH IPK (91,49)
  3. Mohd. Nur Kodja, SH (IPK 91,44)
  4. Fitria Teapon,S.Pd (IPK 91,37)
  5. Gamar Jasim, SH (IPK 91,15)
  6. Safitri Ticoalo, S.Pd (IPK 91,08)
  7. Nurdiana Sapsuha, SH (IPK 90,79)
  8. Lilis Melani, S.Pd (IPK 90,54)
  9. Tuty Arianty Aminudin, SH (IPK 90,35)
  10. Susi Dewi Yanti, SH (IPK 90,26)
  11. Darwin Pawah, SH (IPK 90,21)
  12. Lidia Yoisangadji (IPK 90,19)
  13. Ratnawati Kabakoran, SH (IPK 90,13)
  14. Hamama Falhum, SH (IPK 90,09)
  15. Munika Waly, S.Pd (IPK 90,08)
  16. Nuraini Fatmona, S.Pd (IPK 90,03)
  17. Saleha Sapsuha, SH (IPK 3,62)

Kondisi Pasar Bambu Dikeluhkan

MODERATORSUA.COM, SANANA – Sejak diresmikan pada tahun 2021 oleh Bupati Kabupaten Kepualan Sula (Kepsul) Fifian Adeningsi Mus, Pasar Bambu tampaknya belum bikin nyaman pedagang.

Para pegadang pindahan dari pasar induk di Desa Fogi itu, mayoritas berasal dari Desa Waiboga, Fokalik dan Malbufa. Mereka belum mendapatkan fasilitas yang layak untuk berjualan.

Amatan Moderatorsua.com, Pasar mungil yang berlokasi di Desa Mangon Kecamatan Sanana itu, hanya terdapat tiga blok bangunan.

Hampir rata-rata para penjual, menjajal barang dagangannya di emperan bangunan pasar, bahkan di bahun jalan.

Najra, salah seorang penjual ikan asal Desa Waiboga mengaku, sangat tidak nyaman berjualan. Sebab, ketika diguyur hujan lokasi basah kuyup dan ketika musim panas, mataharinya sangat terik.

“Kalau saat hujan saya dan teman-teman yang lain, tidak bisa berjualan,”keluh Najra saat ditemui di lokasi Pasar Bambu, Senin (23/01/23).

Najra berharap ada sentuhan tangan dari Pemda setempat, untuk menyiapkan fasilitas tambahan berupa tenda untuk berteduh.

“Kami berharap Pemda bikin tempat yang layak, agar kami bisa berjualan dengan nyaman. Tidak perlu yang mewah, cukup bangunan seadaanya walaupun di buat menggunakan terpal atau payung, asalkan bisa melindungi kami dari hujan dan terik matahari,”pintanya.

Tak hanya itu, para penjual ikan juga kelisutan membuang limbah ikan, sebab belum dibangun salurnya.

“kami semua kesulitan membuang sisa-sisa air ikan (limbah) karena tidak adanya saluran pembuangan. Apalagi saat hujan, itu hampir seluruh lokasi pasar bambu terendam air, padahal tiap hari kami membayar iuran sebsar 3000 rupiah, kepada petugas yang datang menagi,”tutur pedagang asal Desa Mangon Kecamatan Sanana lainnya. (mg).

Wanita Paruh Baya di Sula Sekolahkan Anak Hingga Sarjana Dari Hasil Jualan Buah-buahan

MODERATORSUA.COM, SANANA – Usia boleh lanjut, namun semangat tak boleh rapuh. Kalimat ini pantas disematkan pada Jaima Norau (60 tahun), Wanita asal Desa Waibau Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepualauan Sula.

Jaima seolah tidak pernah kenal lelah, untuk mengais rezeki demi menafkahi keluarga.

Jaima dinikahi Ludin Gailea dan dikaruniai enam orang anak. Sayang, tiga orang meninggal dunia, dan tersisa tiga orang anak, yakni Hasanudin Gailea (anak tertua), Martina Gailea, Risnawati Gailea.

Suami Jaima hanya seorang petani di Desa Waibau. Untuk menopang kebutuhan keluarga, Jaima terpaksa berjualan.

Sejak usia belasan tahun ibu tiga anak itu sudah menjajal barang dagangannya di pelabuhan Sanana.

“Saya menikah itu masih muda. Umur saya waktu itu masih 17 tahun. Setelah menikah saya sudah mulai jualan di Pelabuhan Sanana,”kata Jaima ketika ditemui Moderatorsua.com di emperan Toko Sederhana kawasan Pelabuhan Sanana di Desa Fagudu Kecamatan Sanana, Minggu (22/01/23).

Hasil jualan Jaima, tak dihabiskan sekedar makan dan minum, tapi juga ditabung untuk kebutuhkan pendidikan anak-anaknya.

“Saya punya anak enam orang. Tiga anak saya sudah meninggal, tiga orang yang masih hidup,”ucapnya.

Setalah beberapa tahun berjualan nasi bungkus di Pelabuhan Sanana, Jaima beralih menu jualan. Perempuan parubaya itu kini berjualan buah-buahan di emperan Toko Sederhana yang tak jauh dari pelabuhan Sanana.

Jarak antara rumah Jaima ke pelabuhan ditempuh sekitar 1 kilometer. Sewaktu berjualan di Pelabuhan, Jaima kerap menempuh dengan berjalan kaki untuk menjajal jualannya. Setelah beralih jual buah-buahan, Jaima menggunakan ojeg.

“Dulu sering jalan kaki. Tapi sekarang sudah diantar ojeg. Pergi pulang itu Rp 10 ribu,”tuturnya.

Kini jerih payanya seolah telah terbayar. Dua anak perempuannya sudah menyandang gelar sarjana. Bahkan, Martina Gailea, anak kedua pasangan Luding dan Jaima ini kini menjabat sebagai Kepala Sekolah.

“Dua anak perempuan saya sudah sarnaja. Martina yang saat ini sudah jadi pegawai dan menjabat Kepala Sekolah. Sedangkan Risnawati sudah sarjana tapi belum dapat kerja tetap. Anak yang tua saat ini bekerja. Itu semua, hasil jualan-jualan seperti ini,”tuturnya.

Jaima sempat stres ketika salah satu anaknya, Adina Gailea yang sudah menyandang gelar dokter dengan status pegawai negeri (PNS) meninggal dunia.

Tak lama setelah pekergian anak tercintanya itu, suaminya, Ludin menyusul. Ludin tutup usia sekitar tahun 2014 silam.

“Suami saya meninggal kalau puasa tahun ini, berarti genap 10 tahun,”tutur Jaima dengan mata bercaka-kaca.

Kendati begitu, Jaima tidak mau larut dalam kesedihan. Wanita yang selalu kenakan Kupluk kepala dan kacamata itu, lanjut berjualan buah-buahan.

Jaima tak mau menghabiskan usia senjanya dengan hanya dinafkahi anaknya.

“Duduk-duduk saja di rumah mau bikin apa. Lebih baik saya jualan,”imbuhnya.

Separuh hari Jaima dihabiskan untuk berjualan. Sejak gerbang Toko Sederhana dibuka jam 8 pagi sampai ditutup kembali jam 10 malam, sepanjang itu pula aktivitas berjualan buah-buahan Jaima berlangsung. Jenis buah-buahan yang dijual hanya salak dan mangga.

Hasil jualan yang diraup tak seberapa. Sehari Jaima bisa dapat Rp. 100.000 sampai Rp.150.000.

“Kadang tidak sampai Rp. 100.000 itupun tergantung pelanggan yang membeli,”paparnya.

Meski hasil jualan untung-untungan, namun Jaima mengaku sangat mencintai profesinya itu. Bahkan, hingga raganya tak berdaya barulah aktivitas berjualan terhenti.

“Sampai kapanpun saya tidak akan pernah berhenti berjualan. Sampai sudah tidak berdaya lagi baru saya stop jualan,”pungkasnya. (mg).